Penyaluran Kredit BMRI, BBNI, UOB
Pergerakan pinjaman batu bara yang menanjak di akhir tahun lalu juga, kata Trioksa, akibat musim dingin di Eropa dan beberapa negara lain.
Adapun, dari sisi bank jumbo, porsian kredit untuk sektor ini memang cukup mengembang. Misalnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) per September 2023 menyalurkan kredit ke segmen batu bara sebesar 3,2%. Porsian ini meningkat dibanding periode September 2022 yang hanya mencapai 2,2% terhadap total kredit bank only.
Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang juga mencatat peningkatan di mana saat ini porsian kredit batu bara berada di level 3% pada kuartal III/2023, dari sebelumnya 2,5% terhadap total kredit bank only.
Meski begitu, Head of Banking, Capital Markets and Advisory Citi Indonesia Anthonius Sehonamin mengatakan untuk memangkas kredit di sektor batu bara tidak bisa sepenuhnya dilakukan secara sekaligus.Pasalnya, untuk saat ini batu bara tetap dibutuhkan setidaknya 10 hingga 30 tahun lagi sebagai sumber daya listrik.
“Jadi sekarang saya pikir arahnya akan ke green resources. Jadi mungkin kalau yang batu bara ini ya pelan-pelan mungkin agak dikurangi tapi bukan berarti kita tidak komitmen terhadap batu bara, karena klien-klien kami pun ada di sektor ini,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Adapun, cara Citi sendiri untuk bisa sejalan dengan visi pemerintah adalah dengan membidik sektor pertambangan yang lebih bervariasi, seperti emas, tembaga, nikel, bauksit serta aluminium oksida.
Baca Juga
“Jadi kalau ditanya apakah kita mengurangi [penyaluran kredit tambang], nggak sih. Artinya, ini terjadi shifting, di mana mungkin dulu 10 tahun lalu mungkin orang liatnya coal [batu bara] aja gitu tapi sekarang lebih banyak justru spectrum of commodity,” ungkapnya.
Bahkan, menurut Seho, pendanaan untuk perusahaan pertambangan sebenarnya diperkirakan akan meningkat, mengingat prospek Indonesia yang akan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) dalam beberapa tahun mendatang.
Senada, PT Bank UOB Indonesia berkomitmen untuk tak menambah porsi pembiayaan perbankan ke sektor batu bara.Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan mengatakan pihaknya bakal mendorong diversifikasi bisnis para nasabah korporasinya untuk beralih membidik sektor pertambangan lain, seperti nikel, emas bahkan masuk ke industri kendaraan listik (EV).
"UOB ini memang punya policy untuk ikut Singapura dan Indonesia. Apalagi di Singapura [target program NZE] lebih awal yaitu 2050, Sehingga, 2039 kita komit harus exit batu bara," ujarnya.
Harapman pun mencontohkan, salah satu nasabahnya yang merupakan perusahaan terbuka, yakni PT Indika Energy Tbk. (INDY) pun sudah menyatakan bakal mengurangi portofolio batubara hingga di bawah 50%, sehingga hal ini mengarahkan perbankan untuk bisa mengurangi pendanaan ke batu bara.
"Kendati demikian, nasabah-nasabah yang masih di sektor batu bara ya tetap saat kita continue, kita nggak akan langsung exit, kita perlu pikirkan dampaknya," tutupnya.