Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) menargetkan laba sebelum pajak meningkat sebanyak 35% tahun ini dibandingkan pada 2023.
Dalam laporan keuangan konvensional per Desember 2023, perseroan mencatatkan laba sebelum pajak senilai Rp106 miliar. Angka tersebut meningkat 38,4% apabila dibandingkan dengan Desember 2022 yakni Rp76,7 miliar.
“Perusahaan menargetkan untuk pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 35% dengan melakukan pengembangan bisnis secara prudent,” kata President Director Mega Insurance Tomy Ferdiansah kepada Bisnis, Senin (15/1/2024).
Tomy menyampaikan perseroan juga berusaha mengoptimalkan pengelolaan aset investasi dengan target hasil investasi naik 7%.
Pada Desember 2023, hasil investasi yang diperoleh mencapai Rp52,6 miliar, atau naik 105% dibandingkan pada Desember 2022.
Sementara jumlah investasinya mencapai Rp758 miliar atau naik 21,6% dari Rp623 miliar pada Desember 2022.
Baca Juga
Tomy mengungkap untuk mewujudkan target tersebut perusahaan akan berfokus pada pengembangan produk ritel yang disinergikan dengan anak-anak usaha dari PT CT Corpora untuk mendapatkan pertumbuhan bisnis yang prudent.
Hal tersebut juga sejalan dengan target perseroan untuk meningkatkan lini usaha kendaraan bermotor dan properti, dengan menyasar nasabah konsumer bank, khususnya bank dalam grup usaha CT Corpora seperti Allo Bank, Bank Mega, dan Bank Mega Syariah.
Selain itu, dalam melakukan pengelolaan aset investasi, perusahaan akan menempatkan portofolio paling banyak pada Surat Berharga Negara (SBN).
“Ini dengan pertimbangan zero risk pada risiko kredit serta kemudahan dalam melakukan transaksi untuk menjaga likuiditas perusahaan,” kata Tomy.
Mega Insurance mencatatkan jumlah pendapatan premi sebanyak Rp1,65 triliun per Desember 2023. Angka tersebut meningkat 78,3% apabila dibandingkan dengan premi Rp927 miliar pada Desember 2022.
Sementara jumlah ekuitas perseroan mencapai Rp630 miliar atau naik 25,2% dibandingkan Rp503 miliar pada Desember 2022.
Sementara liabilitas yang ditanggung yakni Rp1,17 triliun, naik 38,6% dibandingkan Rp845 miliar. Jumlah aset mencapai Rp1,8 triliun atau naik 33,5% dari Rp1,35 triliun pada Desember 2022.
Tingkat kesehatan finansial dilihat dari Risk Based Capital (RBC) perseroan mencapai 219,66% atau turun dari sebelumnya 306,60%. Namun, angka tersebut masih berada di atas threshold Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%.
Adapun, dikutip dari situs resminya, konglomerat Chairul Tanjung memiliki saham Mega Insurance melalui PT Mega Corpora sebesar 99,99999957% dan PT Para Rekan Investama sebesar 0,00000043%.