Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN (BBTN) Bidik Kredit 12% di Tengah Persaingan Ketat Likuiditas

Di tengah likuiditas yang ketat, BTN mencatatkan DPK Rp349,93 triliun pada 2023 atau tumbuh 8,7% YoY. Kinerja itu memengaruhi target kredit 2024 di 12%.
Siluet karyawati memberikan penjelasan kepada nasabah tentang aplikasi BTN Mobile di salah satu kantor cabang BTN di Jakarta, Rabu (17/1/2024). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN). - Bisnis/Arief Hermawan P
Siluet karyawati memberikan penjelasan kepada nasabah tentang aplikasi BTN Mobile di salah satu kantor cabang BTN di Jakarta, Rabu (17/1/2024). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN). - Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menargetkan penyaluran kredit sebesar 11%—12% pada 2024.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan bahwa target kredit tahun ini relatif tidak meningkat dari realisasi 2023, yaitu sebesar 11,9%. Penyebabnya bukan karena masalah pada penyaluran kredit, melainkan kondisi likuiditas ketat di pasar. 

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan secara nasional hanya 3,8%. BTN sendiri berhasil meraup DPK senilai Rp349,93 triliun pada 2023, tumbuh 8,7% (year-on-year/YoY) dari sebelumnya Rp321,94 triliun.

"[Target dipasang] karena pertimbangan DPK-nya yang persaingannya masih ketat. Tapi kalau kami lihat funding position-nya baik, kami akan dorong revisi naik di kredit," ujar Nixon dalam Paparan Kinerja BTN 2023, dikutip pada Senin (19/2/2024).

Di sisi lain, Direktur Distribution & Funding BTN Jasmin mengatakan komposisi DPK yang dihimpun pihaknya terdiri dari 78% nasabah korporasi dan 22% dari nasabah retail.

Sementara itu, Jasmin mengatakan biaya dana atau cost of fund (CoF) dari pendanaan korporasi lebih mahal ketimbang yang untuk retail.

"Makanya, kita ke depannya, kredit itu akan menyesuaikan dengan likuiditas sehingga cost of fund kita nggak akan terlalu tinggi. Kecuali kalau pertumbuhan likuiditas nasional di atas 10% ya. Ini kan cuma 3,8%, ketika demand-nya lebih besar ketimbang supply-nya, harganya kan pasti naik," ujar Jasmin pada kesempatan yang sama.

Dia juga menjelaskan target kredit yang tidak meningkat tahun ini karena BTN ingin menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR). Jasmin mengatakan pihaknya ingin menurunkan LDR di bawah level 90%.

Lebih lanjut, dirinya menyebut ada sejumlah upaya untuk mendorong pertumbuhan DPK. Di antaranya, dengan membuka segmen baru yakni divisi medium atau korporasi di segmen menengah. 

"Ini guna mengurangi ketergantungan terhadap DPK penyangga yang berasal dari korporasi besar," ujarnya.

Selanjutnya, kata Jasmin, untuk bisa menumbuhkan DPK pihaknya bakal mengembangkan sektor baru di prioritas yakni sektor private banking untuk nasabah dengan simpanan di atas Rp10 miliar dan private banking untuk nasabah dengan simpanan Rp100 hingga Rp500 juta.

Tak hanya itu, BTN juga meningkatkan produktivitas kantor cabang pembantu yang sebanyak 541, dengan melengkapi dengan produk pendanaan.

Jasmin mengatakan tahun ini BTN membidik komposisi dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 53% hingga 55%. Fokusnya pada tahun ini adalah CASA yang berbasis transaksi retail.

"Fokusnya retail bagaimana komposisi 22% bisa kita tingkatkan paling engga menjadi 35% [dari DPK]. Karena kalo bedanya retail dan wholesale itu, cost of fund sekitar 1,5% sampai 2%. Kalau kita bisa menghemat Rp10 triliun itu, bisa menurunkan cost of fund paling enggak Rp200 miliar," pungkasnya. 

Terakhir, untuk keseluruhan DPK, BTN membidik pertumbuhan 9% hingga 10% pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper