Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp6,47 triliun pada 2023, tumbuh 28,41% secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan tahun sebelumnya Rp5,04 triliun.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (21/2/2024), CIMB Niaga sebenarnya mencatatkan penyusutan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dari Rp13,47 triliun pada 2022 menjadi Rp13,35 triliun pada 2023.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun turun dari level 4,69% pada 2022 menjadi 4,4% pada 2023.
Akan tetapi, BNGA membukukan pendapatan berbasis komisi atau fee based income Rp3,15 triliun pada 2023, melonjak 30,7% yoy.
BNGA juga mencatatkan penyusutan beban pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) dari Rp3,57 triliun pada 2022 menjadi Rp1,85 triliun pada 2023.
Beban operasional selain bunga bersih juga turun dari Rp6,9 triliun menjadi Rp5,02 triliun. Alhasil, laba operasional naik 26,82% yoy menjadi Rp8,32 triliun.
Baca Juga
CIMB Niaga juga mencatatkan perbaikan efisiensi, di mana rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) susut 263 basis poin (bps) ke level 71,47% per akhir 2023. Semakin turun rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Untuk rasio profitabilitas, BNGA mencatatkan pertumbuhan tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) dari 2,16% pada 2022 menjadi 2,59% pada 2023. Lalu, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) naik dari 12,59% pada 2022 menjadi 15,02% pada 2023.
Dari sisi intermediasi, BNGA telah menyalurkan kredit Rp213,4 triliun pada 2023, naik 8,5% yoy. Aset pun naik 9% yoy menjadi Rp334,36 triliun pada 2023.
BNGA juga telah menjaga kualitas asetnya. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross susut dari 2,8% pada 2022 menjadi 1,96% pada 2023. NPL nett juga susut dari 0,75% ke level 0,71%.
Dari sisi pendanaan, CIMB Niaga telah membukukan dana pihak ketiga (DPK) Rp235,9 triliun pada 2023, naik 3,8% yoy.
Kinerja bank juga ditopang oleh kondisi permodalan yang memadai. Tercatat, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BNGA naik dari 22,19% pada 2022 ke level 24,02% pada 2023. Sementara BNGA memiliki modal inti sebesar Rp45,8 triliun pada 2023.