Bisnis.com, JAKARTA — Unit usaha syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) atau CIMB Niaga Syariah telah membukukan aset mencapai Rp62,74 triliun pada 2023. Nilai aset tersebut telah mencapai ketentuan pemisahan atau spin off UUS menjadi bank umum syariah (BUS) sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (21/2/2024), aset CIMB Niaga Syariah pada 2023 itu susut dibandingkan aset tahun sebelumnya sebesar Rp62,95 triliun.
Meski begitu, CIMB Niaga Syariah mencatatkan pertumbuhan pesat penyaluran pembiayaan mereka 17,06% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp55,23 triliun pada 2023.
CIMB Niaga Syariah juga telah membukukan laba bersih sebesar Rp1,91 triliun pada 2023, tumbuh signifikan 26,49% yoy.
Adapun, raupan aset CIMB Niaga Syariah yang mencapai Rp62,74 triliun pada 2023 telah memenuhi ketentuan spin off, mengacu aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah (POJK UUS), bank yang memiliki UUS dengan share asset lebih dari 50% dan/atau total aset UUS mencapai lebih dari Rp50 triliun wajib untuk melakukan spin off.
Baca Juga
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan CIMB Niaga memang saat ini sedang mempersiapkan lahirnya bank umum syariah baru melalui jalan spin off.
"Berdasarkan peraturan terakhir, karena aset UUS kami di atas Rp50 triliun, maka UUS CIMB Niaga spin off," ujarnya kepada Bisnis pada beberap waktu lalu.
Lani juga mengatakan upaya spin off itu saat ini sedang dalam proses.
"Kami sedang mempersiapkan detailnya dan berkonsultasi dengan regulator," tuturnya.
OJK juga memang mendorong agar bank yang telah memenuhi ketentuan aset UUS-nya agar menjalankan spin off menjadi BUS. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan dengan jalan spin off itu, akan lahir bank-bank syariah berskala besar di Indonesia.
Dengan munculnya bank syariah berskala besar hasil spin off, maka terdapat setidaknya dua bank syariah baru sekaliber PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI di pasar.
"Pasti akan ada yang menyamai [BSI] itu saya optimis sekali. Saya sudah menjajaki, sambutannya di luar dugaan saya. 2024 beberapa bisa lahir. Minimal satu atau dua. Saya melihatnya mungkin dua," ujar Dian dalam wawancara khusus dengan Bisnis beberapa waktu lalu.
Adapun, di antara dua bank pesaing BSI itu ada dari BUMN dan swasta.
"Salah satunya di-drive oleh bank pemerintah. Satunya lagi swasta," tutur Dian.