Bisnis.com, JAKARTA -- PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) menyiapkan sejumlah rencana integrasi dengan pemegang saham pengendalinya, yakni PT Finacel Teknologi Indonesia atau Kredivo untuk menghadapi persaingan ketat bank digital di Tanah Air.
Presiden Direktur Krom Bank Indonesia Anton Hermawan mengatakan potensi pasar dari integrasi layanan bank digital dengan ekosistem Kredivo besar. Menurutnya, Kredivo sebagai platform digital yang berfokus pada kredit digital beli sekarang bayar nanti (paylater) memiliki jumlah pengguna yang banyak.
"Kami tapping nasabah 8 juta hingga 10 juta. Dari 10 juta itu kami masuk agar nasabah bisa dapatkan layanan lengkap dari sisi funding dan lending," ujar Anton dalam acara Peluncuran Layanan Perbankan Digital Krom pada Selasa (27/2/2024) di Jakarta.
Di sisi lain, Krom Bank menargetkan untuk bisa meraup jutaan nasabah baru. "Kami berharap jutaan nasabah, tapi bertahap saja. Kalau bisa, mendekati sejuta pada tahun ini," ujar Anton.
Sementara itu, upaya meraup nasabah dari pengguna Kredivo dilakukan dengan integrasi layanan antara platform Krom dan Kredivo. Namun, menurutnya pihak bank mesti memenuhi berbagai ketentuan dari regulasi terkait sinergi layanan perbankan.
"Ada beberapa rule dari regulator yang harus dipenuhi, beberapa konsep kerja sama [Krom Bank dan Kredivo] masih dalam pembicaraan. Kami sekarang sedang banyak bicara dengan regulator baik OJK [Otoritas Jasa Keuangan] dan BI [Bank Indonesia]," ujar Anton.
Baca Juga
Head of Strategy Kredivo Abhijay Sethia mengatakan Kredivo pun akan bersinergi dalam mengembangkan bisnis Krom Bank. "Di antara kekuatan dari Kredivo adalah data dan infrastruktur digital. Ini memungkinkan kami dapat meraup banyak pelanggan," katanya.
Adapun, bank digital yang sebelumnya bernama PT Bank Bisnis Internasional Tbk. ini memang akan menghadapi persaingan ketat di pasar bank digital saat ini. Pada tahun lalu, muncul sejumlah bank digital baru di Indonesia. PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) besutan Astra misalnya mengembangkan bank digital bernama Bank Saqu.
Sejumlah bank digital baru siap menyaingi bank digital lain yang sudah terlebih dahulu meluncur di pasar seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Bank Seabank Indonesia alias Seabank.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan pada tahun ini, persaingan di pasar bank digital juga akan ketat. "Akan semakin ketat persaingan perbankan. Lahir bank baru mungkin tidak, tapi akan banyak akuisisi, merger atau konsolidasi bank," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.