Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja saham emiten bank seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dinilai prospektif setelah masa pencoblosan Pemilu 2024 usai.
Adapun, berdasarkan hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Kamis (29/2/2024) pagi, dari 77,8% suara yang masuk pasangan calon (paslon) Prabowo–Gibran menang satu putaran dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Paslon tersebut memperoleh 58,83% suara.
Dalam riset Samuel Sekuritas, kemenangan sementara satu putaran Pilpres 2024 membawa sentimen pasar tetap positif dan aliran masuk asing yang akan berlanjut.
Adapun, apabila pasangan Prabowo-Gibran melaju, maka akan ada sejumlah sentimen yang memengaruhi kondisi ekonomi.
"Di bidang ekonomi, kami memperkirakan ekspansi fiskal akan didorong oleh proyek infrastruktur, belanja militer, pengadaan program makanan dan susu gratis, dan peningkatan tunjangan guru," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas pada beberapa waktu lalu.
Menurut riset tersebut, kemungkinan akan terjadi pelebaran defisit fiskal ditambah dengan defisit transaksi berjalan. Hal tersebut akan membawa tekanan terhadap rupiah dan pasar obligasi.
Baca Juga
"Oleh karena itu, kami merekomendasikan investor untuk memperhatikan saham-saham dengan biaya berbasis rupiah yang tinggi," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas.
Adapun, di antara saham yang direkomendasikan adalah saham perbankan, yakni BBNI serta BBRI. Saham BBNI ditarget mencapai level Rp6.600 dan BBRI ditarget mencapai level Rp6.800.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (29/2/2024), harga saham BBNI terparkir di level Rp5.975. Lalu, harga saham BBRI dibuka di level Rp6.175.
Sebelumnya, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan harga saham perbankan, terutama big caps masih prospektif. Selain terkait Pemilu 2024, saham perbankan terdorong oleh optimisme penurunan suku bunga acuan pada 2024.
"Pada 2024 ada potensi peningkatan kredit konsumer seiring dengan penerapan suku bunga acuan yang longgar dari bank sentral. Bank jumbo juga bisa mengurangi risiko kredit dan menekan NPL [nonperforming loan]. Bank jumbo juga rajin bagikan dividen dan ini menarik bagi para pelaku investor," kata Nafan.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan bank jumbo seperti BBNI dan BBRI masih memiliki prospek bagus karena fundamental yang kuat serta valuasi yang menarik (undervalued) atau fairvalued.
"Prospek pada 2024 juga bagus karena secara historis kalau kita lihat saat kampanye pemilu salah satu best performer adalah sektor keuangan yaitu perbankan," ujar Arjun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.