Bisnis.com, JAKARTA— PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatatkan laba bersih senilai Rp432 miliar pada 2023. Perolehan laba perseroan meningkat sebanyak 31,01% apabila dibandingkan dengan laba bersih pada 2022 yang mencapai Rp329 miliar.
Mengutip laporan keuangan CNAF pada 2023 dari keterbukaan informasi, Selasa (19/3/2024) kenaikan laba tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan perseroan yang mencapai 31% menjadi Rp1,65 triliun. Pada 2022, pendapatan CNAF hanya mencapai Rp1,26 triliun.
Dari sisi jumlah beban meningkat menjadi Rp1,13 triliun. Angka tersebut naik 35,2% apabila dibandingkan dengan jumlah beban pada tahun sebelumnya yakni Rp840 miliar.
Sementara itu, liabilitas perseroan mencapai Rp6,26 triliun pada 2023. Liabilitas yang ditanggung CNAF pada tahun lalu meningkat 35,4% apabila dibandingkan liabilitas pada 2022 yang mencapai Rp4,62 triliun.
Manajemen CNAF menyebut peningkatan liabilitas ini lantaran adanya kenaikan pinjaman bank dan sukuk. Sementara itu, ekuitas yang dimiliki CNAF menguat menjadi Rp2,1 triliun pada 2023. Angka tersebut naik sekitar 18,97% apabila dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp1,77 triliun.
Sementara itu aset perseroan mencapai Rp8,3 triliun yang mana naik 30,8% apabila dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp6,4 triliun. Peningkatan tersebut disebut lantaran peningkatan piutang pembiayaan pada tahun berjalan.
Baca Juga
Adapun, CNAF menjelaskan piutang pembiayaan konsumen seiring dengan perbaikan ekonomi serta pertumbuhan industri otomotif. Sementara pertumbuhan pinjaman bank disebabkan kebutuhan atas pencairan pembiayaan baru sesuai dengan permintaan pasar.
Sebelumnya, CNAF telah menargetkan pembiayaan baru perseroan meningkat menjadi Rp10 triliun pada 2024. Angka tersebut meningkat 15% apabila dibandingkan dengan target pembiayaan baru CNAF pada 2023 yang mencapai Rp8,5 triliun.
Sementara CNAF menyalurkan pembiayaan baru hingga Rp8,94 triliun sepanjang 2023 atau sedikit melebihi target. Pembiayaan baru pada 2023 juga meningkat 14% apabila dibandingkan pada 2022 yang hanya Rp7,87 triliun.
Pembiayaan baru tersebut didukung oleh pembiayaan kendaraan bekas dan pembiayaan multiguna. Secara komposisi penyaluran pembiayaan kedua segmen tersebut berkontribusi sebesar 75% dari total penyaluran pembiayaan baru.
Pada 2024, CNAF juga menargetkan laba bersih dan aset tumbuh dengan level rata-rata atau tidak terlalu agresif serta tidak konservatif. Namun, tetap di angka double digit atau tepatnya sekitar 10%.