Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Orang Malang Rajin Tanam Modal, OJK: Kredit Investasi Perbankan Melonjak 39,17%

Kredit Perbankan di OJK Malang tembus Rp93,65 triliun yang ditopang lonjakan kredit investasi dan UMKM.
Ilustrasi Malang Night Paradise sebagai penggerak ekonomi daerah. OJK mencatat kredit UMKM dan investasi di wilayah ini tumbuh dobel digit. /Instagram-Malang Night Paradise
Ilustrasi Malang Night Paradise sebagai penggerak ekonomi daerah. OJK mencatat kredit UMKM dan investasi di wilayah ini tumbuh dobel digit. /Instagram-Malang Night Paradise

Bisnis.com, MALANG — Kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang tembus Rp93,65 triliun per Februari 2024. Capaian ini tumbuh Rp12,53 triliun atau 15,44% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri, mengatakan pertumbuhan tersebut utamanya didorong kredit investasi yang tumbuh sebesar 39,17% yoy dan Kredit Non-UMKM sebesar 17,42% yoy.

“Aset perbankan juga meningkat sebesar 8,81% (yoy) dibanding triwulan IV/2023 sebesar 5,50%,” ucapnya, Rabu (3/4/2024). 

Secara keseluruhan, Ismirani menuturkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Februari 2024 juga solid yakni tercatat 9,47% yoy atau menjadi Rp97,26 triliun.

Dia menegaskan pula, industri perbankan telah siap menghadapi berakhirnya kebijakan stimulus restrukturisasi kredit perbankan untuk dampak Covid-19 pada 31 Maret 2024.

Berakhirnya kebijakan tersebut konsisten dengan pencabutan status pandemi Covid-19 oleh pemerintah pada Juni 2023, serta mempertimbangkan perekonomian Indonesia yang telah pulih dari dampak pandemi, termasuk kondisi sektor riil.

Menurut dia, restrukturisasi kredit yang diterbitkan sejak awal 2020 telah banyak dimanfaatkan oleh debitur terutama pelaku UMKM. Stimulus restrukturisasi kredit merupakan bagian dari kebijakan countercyclical dan merupakan kebijakan yang sangat penting (landmark policy) dalam menopang kinerja debitur, perbankan, dan perekonomian secara umum untuk melewati periode pandemi. 

OJK menilai, kata dia,  kondisi perbankan Indonesia saat ini memiliki daya tahan yang kuat (resilient) dalam menghadapi dinamika perekonomian dengan didukung oleh tingkat permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan manajemen risiko yang baik. 

Berbagai indikator pada Februari 2024 menunjukkan perbankan Indonesia dalam kondisi yang baik, dimana kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL perbankan sebesar 2,25% atau turun 0,55% yoy.

Jumlah loan at risk juga melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar Rp8,08 triliun atau turun Rp1,18 triliun secara yoy. 

Ditinjau dari sektor ekonominya, kata Ismirani, 20,59% kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang disalurkan ke sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan total nominal penyaluran sebesar Rp19,28 triliun. 

Sedangkan sektor ekonomi utama yang mendorong pertumbuhan kredit adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yang berkontribusi 18,94% dari total pertumbuhan kredit di wilayah kerja OJK Malang. 

Berdasarkan tingkat rasio kredit bermasalah, dia menegaskan, sektor dengan tingkat NPL tertinggi adalah Untuk Pemilikan Ruko atau Rukan (8,86%).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina, menilai pertumbuhan kredit perbankan di wilker BI Malang pada triwulan I/2024 tumbuh positif, meskipun termoderasi.

Kredit tumbuh 13,59% (yoy), termoderasi dibandingkan triwulan IV/2023 sebesar 15,96% ( yoy ), namun lebih baik dari periode yang sama tahun sebelumnya (Tw I/2023) sebesar 9,90% (yoy).

Kinerja kredit pada triwulan I/2024 yang tumbuh terbatas, kata dia, terutama disebabkan oleh termoderasinya kinerja kredit investasi dan kredit modal kerja.

Hal ini seiring dengan pola seasonal khususnya pelaku usaha yang masih wait and see pada awal tahun sehingga belum merealisasikan investasinya.

Risiko perbankan yang tercermin dari kondisi NPL pada triwulan I/2024, dia menilai, masih terjaga pada level 2,06% relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,92%.

Pertumbuhan DPK di Wilker BI Malang pada Tw I/2024, kata Ina, panggilan akrab Febrina, meningkat dari triwulan sebelumnya. DPK tumbuh 7,41% (yoy), terakselerasi seiring meningkatnya penerimaan giro dan Tabungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper