BRI juga mengantisipasi dampak dari adanya utang jumbo BUMN Karya terhadap kualitas aset bank.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan dengan adanya utang jumbo BUMN karya itu, perseroan telah menjalankan langkah antisipasi untuk menjaga kinerja pada 2024.
"BRI telah memperhitungkan posisi buku perseroan tetap terjaga dan telah mengantisipasi risiko kredit dari BUMN karya," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (15/2/2024).
Per Desember 2023, BRI mencatatkan pencadangan kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) atau NPL coverage 229,09%. Sementara, pencadangan kredit berisiko (loan at risk/LaR) atau LaR coverage pada level 54,14%.
Kedua entitas bank BUMN lainnya, yakni BNI dan BTN pun meningkatkan pencadangan mereka seiring dengan masih berkutatnya utang jumbo Waskita Karya dan WIKA.
Tercatat, NPL coverage BNI naik dari 278,3% pada Desember 2022 menjadi 319% pada Desember 2023. Sementara BTN, tingkat pencadangan atas rasio kredit bermasalah menjadi 155,2% per Desember 2023.
Baca Juga
Adapun, posisi pencadangan kredit berisiko atau loan at risk (LaR) coverage BNI dan BTN masing-masing sebesar di level 52,7% dan 21,1%.