Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendorong Kinerja Bank Neo (BBYB) dari Rugi jadi Untung pada Kuartal I/2024

Bank Neo Commerce (BBYB) membukukan laba bersih Rp14,23 miliar pada kuartal I/2024. Apa saja faktor pendorongnya?
Karyawan melayani nasabah di digital lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melayani nasabah di digital lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC membukukan laba bersih Rp14,23 miliar pada kuartal I/2024, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp68,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Berikut pendorong kinerja Bank Neo pada kuartal I/2024.

Berdasarkan laporan keuangan, Kamis (23/5/2024) laba bersih BBYB terdorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII), tumbuh 19,36% yoy menjadi Rp825,52 miliar dari sebelumnya Rp691,61 miliar. 

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun naik 378 basis poin (bps) ke level 19,92% dari 16,14%

Bank juga mencatatkan peningkatan signfikan dari pendapatan lainnya yang tumbuh 166,17% yoy menjadi Rp133,47 miliar ketimbang sebelumnya Rp50,14 miliar. 

Selanjutnya, pada rasio profitabilitas, per Maret 2024 BBYB mencatatkan perbaikan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 1,67% dari yang sebelumnya terparkir negatif di level 7,61%. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) BBYB pun berada di level 0,30% dari yang sebelumnya terparkir di zona negatif 1,38% 

BBYB juga menekan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) hingga 791 bps menjadi 98,83% dari 106,74%. Makin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.  

Sementara itu, dari sisi intermediasi, Bank Neo Commerce menyalurkan total kredit sebesar Rp9,4 triliun per Maret 2024, terkoreksi 13,87% yoy dari Rp10,91 triliun. Alhasil, aset bank turun tipis 1,04% yoy menjadi Rp18,91 triliun dari Rp19,11 triliun 

Seiring dengan kinerja kredit, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BBYB naik 41 bps ke level 3,94% dari 3,53%. Sementara, NPL net turun 137 bps menjadi 1,3% dari 2,67% 

Terakhir, dari sisi pendanaan, BBYB telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp14,35 triliun, turun 2,75% yoy, dibanding tahun sebelumnya Rp14,75 triliun. Adapun, dana murah atau current account savings account (CASA) juga susut tipis 0,47% yoy menjadi Rp3,96 triliun dari Rp3,98 triliun.

Sebelumnya, Direktur Bisnis Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menyatakan perseroan telah melakukan transformasi bisnis dalam 3 tahun terakhir, termasuk mengoptimalisasi pendapatan dan juga meningkatkan efisiensi.

Melalui upaya yang telah dilakukan, perseroan meyakini pada tahun ini akan membukukan laba, meskipun angkanya belum terlalu besar.

Sebagai informasi, hingga akhir 2023 BBYB masih mencatatkan kerugian,yaitu senilai Rp573,18 miliar. Meskipun masih membukukan rugi, tetapi angka tersebut susut dibandingkan rugi bersih pada tahun sebelumnya, yang senilai Rp789,05 miliar.

Aditya menyebutkan mulai dari kuartal IV/2024, perseroan sudah mulai memperlihatkan laba tipis dan akan berlanjut hingga awal tahun ini. "Itu [laba] dilanjutkan, sampai Maret [2024] kami bukukan profit tipis," ujarnya di Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper