Bisnis.com, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) mengungkapkan cara pemerintah memenuhi pembiayaan rumah subsidi sesuai target APBN sebanyak 166.000 buah pada tahun ini.
Dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengungkapkan pemerintah menggabungkan tiga cara agar tersedia dana untuk merealisasikan rumah subsidi.
“Jadi, PMN yang diusulkan Rp1,89 triliun itu sangat dibutuhkan untuk pembiayaan 166.000 unit rumah target pemerintah tahun 2024,” ujar Ananta dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/7/2024).
Dia menyebutkan, dengan uang pajak PMN sebesar Rp1,89 triliun, pihaknya dapat melakukan rekayasa keuangan dengan menarik pinjaman lainnya hingga Rp5,12 triliun. Dengan cara ini terkumpul Rp7,02 triliun.
Dana ini kemudian digabungkan dengan kelolaan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) sebanyak Rp21,05 triliun, sehingga terkumpul Rp28,06 triliun. Uang ini yang kemudian akan digunakan untuk membiayai subsidi bunga KPR 166.000 ribu rumah. Dalam program ini diberikan bunga fixed rate 5 persen selama 20 tahun.
Sementara itu, kriteria target menerima subsidi Kredit Pembiayaan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yakni pendapatan sekitar Rp8 juta ke bawah baik pekerja informal maupun formal.
Baca Juga
Meski meningkatkan bisnis, dia menyebut PMN hanya akan mengubah sedikit kondisi keuangan SMF karena adanya beban utang baru yang timbul "Dengan adanya suntikan PMN Rp1,89 triliun, total aset itu akan meningkat sedikit, liabilitas juga, pendapatan juga meningkat sedikit, laba bersihnya juga meningkat sedikit. Sedangkan, kalau kita lihat dari ekuitasnya, memang itu yang dengan PMN itu lebih besar daripada tanpa PMN,” ujar dia pula.
Laba SMF setelah disuntuk PMN diperkirakan menjadi Rp492 miliar dari proyeksi Rp486 miliar tanpa PMN.
Berdasarkan analisis kelayakan, SMF dinyatakan telah menyalurkan KPR FLPP selama periode 2018-2023 dengan akumulasi penyaluran mencapai Rp21,64 triliun untuk 594.172 debitur.
Dalam menyalurkan, perseroan tersebut juga menurunkan beban fiskal melalui penerbitan surat utang untuk me-leverage PMN yang diterima mencapai Rp12,34 triliun.