Spin Off UUS CIMB Niaga dan UUS BTN
Apabila mengikuti ketentuan spin off UUS dari OJK, maka PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) lah yang sudah diharuskan menjalankan spin off UUS menjadi BUS.
UUS CIMB Niaga yakni CIMB Niaga Syariah telah membukukan aset mencapai Rp64,59 triliun pada kuartal I/2024. Lalu, UUS BTN atau BTN Syariah membukukan aset Rp54,8 triliun pada kuartal I/2024.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan dalam proses persiapan spin off, CIMB Niaga Syariah bakal menjalankannya secara organik dan belum ada rencana aksi korporasi berupa akuisisi
Dengan makin terangnya keputusan perseroan dalam memenuhi aturan regulator, CIMB Niaga Syariah pun terus mempersiapkan infrastuktur dengan sebaik-baiknya, sehingga bank bisa tetap efisien, bahkan menjadi lebih kuat lagi usai spin off.
“Yang paling penting layanan terhadap nasabah akan sama baiknya, baik sebelum dan sesudah spin off,” ujarnya kepada Bisnis.
Dia juga menilai prospek bisnis syariah akan tetap menjanjikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, tingkat inklusivitas masyarakat terhadap perbankan syariah masih rendah sehingga peluang membidik masyarakat menjadi nasabah syariah juga masih besar.
Baca Juga
Tak hanya itu, kata Pandji, produk syariah dinilai cukup memiliki added value terhadap masyarakat dibandingkan dengan produk konvensional.
“Target masih tetap sama [pembiayaan, aset, laba CIMB Niaga Syariah] tumbuh dobel digit,” imbuhnya.
Di tengah pembatalan aksi korporasi atau akuisisi oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN (BBTN) kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan BTN telah mempersiapkan langkah spin off BTN Syariah, termasuk modal bagi bank umum syariah hasil spin off itu nantinya.
"Kami siapkan spin off UUS Rp1,5 triliun-Rp6 triliun untuk total capital," kata Nixon dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Senin (8/7/2024).
Modal tersebut disiapkan BTN agar bank hasil spin off tersebut masuk ke dalam kategori minimal kelompok bank dengan modal inti (KBMI) II.
"Sekarang sih di kami sudah ada Rp4 triliun ya, tapi kan karena masih UUS, bukan dicatat sebagai modal, hanya seakan-akan kami taruh duit di UUS, seakan-akan. Jadi mungkin nambahnya enggak banyak, paling Rp1 triliun," tutur Nixon.
Berdasarkan timeline, penyediaan modal bagi bank hasil spin off bank syariah BTN dilakukan pada semester I/2025.