Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank Jago (ARTO) Semester I/2024 Naik 23,32% jadi Rp49,96 Miliar

Laba Bank Jago (ARTO) pada semester I/2024 tercatat senilai Rp49,96 miliar.
Nasabah beraktivitas di depan logo PT Bank Jago Tbk. di Jakarta, Kamis (11/1/2024). Bisnis/Abdurachman
Nasabah beraktivitas di depan logo PT Bank Jago Tbk. di Jakarta, Kamis (11/1/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) telah mencetak laba bersih senilai Rp49,96 miliar pada paruh pertama tahun ini atau semester I/2024, naik 23,32% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp40,51 miliar.

Berdasarkan laporan keuangannya, Bank Jago sebenarnya mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 14,94% yoy menjadi Rp708,07 miliar pada kuartal II/2024. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun merosot dari 10,46% per Juni 2023, menjadi 7,32% per Juni 2024.

Namun, bank mampu menekan beban operasional dari Rp787,74 miliar per Juni 2023, menjadi Rp643,05 miliar per Juni 2024.

Alhasil, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun menurun dari 95,86% pada Juni 2023 menjadi 93,78% pada Juni 2024. Semakin susut rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.

"Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dengan tetap mempertahankan kualitas yang baik," kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan tertulis pada Jumat (26/7/2024).

Dari sisi intermediasi, Bank Jago telah menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun pada kuartal II/2024, melesat 40% yoy. Aset emiten bank digital berkode ARTO ini pun menjadi Rp24,2 triliun per kuartal II/2024, tumbuh 29% yoy.

Bank Jago juga telah mencatatkan perbaikan kualitas aset, dilihat dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross yang susut dari 1,2% per Juni 2023, menjadi 0,38% per Juni 2024. Kemudian, NPL net susut dari 0,19% menjadi 0,01%.

Dari sisi pendanaan, Bank Jago telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp14,8 triliun per kuartal II/2024, tumbuh 47% yoy.

Sebanyak 61% dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,1 triliun merupakan dana murah atau current account and savings account (CASA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper