Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Kinerja Bank RI Tetap Kuat saat Ekonomi Global Lesu, Ini Buktinya

OJK menyatakan kondisi perbankan Indonesia masih tetap resilien di tengah perlambatan ekonomi global.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae/OJK
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae/OJK

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa kinerja perbankan Tanah Air per Juli 2024 tetap resilien dan kuat ketika kondisi ekonomi global masih melemah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa hal ini tecermin dari tingkat profitabilitas bank atau return on asset (ROA) yang terjaga stabil pada level 2,69% pada bulan ketujuh tahun ini. 

“ROA terjaga stabil di level 2,69%, yang pada Juni lalu tercatat sebesar 2,66% yang menunjukkan kinerja industri perbankan akan tetap resilien dan kuat,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) Agustus 2024 secara virtual, Jumat (6/9/2024).

Sementara itu, pihaknya mencatat rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) masih tinggi, dengan peningkatan menjadi 26,61% pada Juli 2024, dibandingkan 26,09% pada bulan sebelumnya.

Dian melanjutkan, kredit bank hingga bulan ketujuh tahun ini masih mencatatkan pertumbuhan dobel digit secara tahunan (year-on-year/yoy) atau 12,40% ke level Rp7.515 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Dana pihak ketiga atau DPK juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,72% yoy menuju level Rp8.687 triliun. Secara bulanan, persentase ini terkontraksi sebesar 0,40%, dengan giro yang masih menjadi kontributor pertumbuhan terbesar. 

Dari sisi likuiditas, Dian menyebut bahwa kondisi per Juli 2024 masih memadai dengan rasio Alat Likuid/Non Core Deposit (AL/NCD) sebesar 109,20% dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 24,57%, jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. 

Kualitas kredit juga disebutnya tetap terjaga dengan rasio NPL gross 2,27% dan NPL net sebesar 0,79%.

“Sementara itu, loan at risk atau LaR menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,27%, yang pada Juni lalu tercatat 10,51%, semakin mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93% pada Desember 2019,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper