Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prudential Syariah Gencarkan Inovasi untuk 'Gembungkan' Bisnis

Prudential Syariah menggencarkan inovasi untuk menjawab kebutuhan pasar Indonesia.
Karyawan Prudential Syariah melayani peserta di Jakarta, Rabu (4/9/2024.Bisnis - Eusebio Chrysnamurti
Karyawan Prudential Syariah melayani peserta di Jakarta, Rabu (4/9/2024.Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) merancang sejumlah produk yang dibutuhkan pasar untuk meningkatkan penetrasi di segmen syariah.

Chief Strategy Officer Prudential Syariah Mayang Ekaputri mengatakan dalam peluang pasar yang masih terbuka lebar pihaknya lebih memprioritaskan pengembangan produk asuransi.

"Karena market masih besar banget, fokus perusahaan sekarang adalah bagaimana mengeluarkan produk-produk yang tepat, sehingga menjangkau market-market yang tadinya belum tergapai sama konvensional. Kita lebih fokus inovasi," katanya kepada Bisnis, Selasa (8/10/2024)..

Prudential Syariah sendiri telah melakukan pemisahan dari induknya. Lebih dahulu dari kondisi di industri. Pasalnya, berdasarkan rilis OJK sudah 41 perusahaan asuransi dan reasuransi yang menyampaikan Rencana Kerja Pemisahan Unit Syariah (RKPUS) kepada OJK, 12 di antaranya memilih mekanisme pengalihan portofolio daripada pendirian perusahaan baru. 

Menanggapi soal peluang Prudential Syariah menerima pengalihan portofolio itu, Chief Financial Official Prudential Syariah, Paul Setio Kartono menyatakan pihaknya belum memikirkan langkah untuk melakukan akuisisi nasabah dari UUS eksisting..

"Belum ada tawaran, juga belum terpikirkan untuk perluasan bisnis dari konsolidasi itu," katanya.

Paul menjelaskan, industri asuransi jiwa syariah masih punya ruang yang terbuka lebar. Dia mencontohkan, total premi asuransi jiwa baru 3% dari PDB, sangat kecil dibanding negara-negara maju yang sudah di belasan persen. Sementara dari penetrasinya, jumlah polis individu asuransi jiwa masih di bawah 10%, dan polis individu asuransi jiwa syariah bahkan masih di sekitar 1%. 

"Jadi oportuniti masih luas sekali. Jadi dalam mengejar peluang bisnis itu, pasti kita lihat mana nih yang perlu diprioritaskan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper