Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Perangi Kampanye Ajakan Galbay Saat Puluhan Fintech P2P Alami Kredit Macet di Atas 5%,

AFPI mengungkap saat ini sedang memerangi kampanye negatif ajakan untuk menormalisasi gagal bayar alias galbay yang marak beredar di media sosial.
Ilustrasi pinjaman online atau fintech lending./ Dok Freepik
Ilustrasi pinjaman online atau fintech lending./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengungkap saat ini industri P2P lending alias pinjaman online (pinjol sedang memerangi kampanye negatif ajakan untuk menormalisasi gagal bayar alias galbay yang marak beredar di media sosial.

Wakil Ketua Bidang External Affairs and Advocacy AFPI Angel Brigitta mengatakan fenomena tersebut tidak hanya menciptakan persepsi yang salah mengenai kewajiban pembayaran, tetapi juga memberikan contoh yang buruk kepada masyarakat, khususnya di kalangan peminjam baru yang mungkin belum memahami sepenuhnya pentingnya tanggung jawab finansial.

"Ajakan-ajakan semacam ini sering kali mendorong masyarakat untuk mengemplang atau menghindari pembayaran kewajiban pinjaman mereka, seolah-olah hal ini adalah sesuatu yang normal atau dapat dimaklumi," kata Angel kepada Bisnis, akhir pekan lalu (8/11/2024).

Angel mengatakan kampanye negatif tersebut cukup menantang bagi industri P2P lending di Indonesia. Menurutnya, tindakan tersebut sangat merugikan dan bertentangan dengan prinsip tanggung jawab keuangan yang diusung oleh AFPI dan seluruh pelaku industri P2P lending. 

Adapun hingga September 2024, kredit macet atau TWP90 secara keseluruhan indutri P2P lending masih di bawah batas ketentuan regulator di bawah 5%, yakni terjaga di 2,38%. Bahkan TWP90 pada periode tersebut membaik dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya di angka 2,82%.

Meski demikian, secara jumlah perusahaan terdapat puluhan yang berstatus di atas ketentuan kradet macet. Dari total 97 penyelenggara P2P lending yang terdaftar di OJK, terdapat 22 penyelenggara yang memiliki kredit macet atau TWP90 di atas 5%. Jumlah tersebut cukup signifikan, setara 22,68% dari total seluruh penyelenggara industri P2P lending.

"Kami memperkuat edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya tanggung jawab dalam melunasi pinjaman. Hal ini diharapkan dapat mencegah ajakan-ajakan gagal bayar yang kerap muncul di media sosial dan memperbaiki kualitas kredit secara menyeluruh," pungkas Angel.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper