Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Asuransi Umum Catat Bayar Klaim Rp33,38 Triliun per September 2024

AAUI mencatat industri asuransi umum telah membayar klaim Rp33,38 triliun per September 2024.
Karywan beraktivitas di dekat logo-logo asurani di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (3/7/2024)./Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Karywan beraktivitas di dekat logo-logo asurani di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (3/7/2024)./Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat industri asuransi umum telah membayar klaim Rp33,38 triliun per September 2024. 

Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset, & Analisa AAUI Trinita Situmeang menjelaskan nilai klaim itu tumbuh 18,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Klaim dibayar ini tumbuh 18,5% dibanding Rp28,18 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. [Pertumbuhan] ini memang melebihi pertumbuhan preminya," kata Trinita saat konferensi pers di kantor AAUI, Selasa (3/12/2024).

Saat klaim melonjak, AAUI juga mencatat premi Rp79,69 triliun per September 2024. Angka ini tumbuh 14,5% year on year (yoy) atau sekitar Rp10,08 triliun dibanding periode 2023.

Perinciannya asuransi properti mencatat pertumbuhan premi 26,5% yoy atau Rp4,91 triliun menjadi Rp23,48 triliun. Premi dari motor vehicle tumbuh 0,9% atau Rp134 miliar menjadi Rp14,69 triliun. Premi marine cargo tumbuh 3,4% yoy atau Rp133 miliar menjadi Rp4,02 triliun.

Berikutnya, premi dari marine hull juga tumbuh 26,7% yoy atau Rp506 miliar menjadi Rp2,39 triliun. Premi dari aviation tumbuh 29,5% yoy atau Rp236 miliar menjadi Rp1,03 triliun. Premi dari satelite tumbuh 18,6% yoy atau Rp14 miliar menjadi Rp92 miliar. Premi dari energy on shore juga tumbuh 10,7% yoy atau Rp18 miliar menjadi Rp190 miliar. 

Selanjutnya, premi dari lini usaha miscellaneous tumbuh 21,5% yoy atau Rp636 miliar menjadi Rp3,59 triliun. Premi dari asuransi kredit juga tumbuh 21,1% yoy atau Rp2,13 triliun menjadi Rp12,26 triliun, dan premi dari asuransi kesehatan tumbuh 32% yoy atau Rp1,69 triliun menjadi Rp6,99 triliun.

Sementara itu, beberapa lini usaha mencatat kontraksi pada pendapatan premi dicatat. Lini usaha ini adalah dari energy off shore yang turun 2,2% yoy atau Rp22 miliar menjadi Rp999 miliar. Premi dari engineering turun 5,9% yoy atau Rp215 miliar menjadi Rp3,42 triliun. Premi dari liability turun 0,5% atau Rp15 miliar menjadi Rp3 triliun. Premi dari personal accident turun 0,4% yoy atau Rp9 miliar menjadi Rp2,21 triliun, dan premi dari surety ship turun 5,7% yoy atau Rp77 miliar menjadi Rp1,27 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper