Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Ekonomi Global & Domestik serta Sektor Jasa Keuangan RI 2024 dari OJK

OJK menyampaikan kondisi ekonomi global dan domestik serta kinerja sektor jasa keuangan Indonesia sepanjang 2024.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar/OJK
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar/OJK

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kondisi sektor jasa keuangan di Indonesia sepanjang 2024 serta ekonomi global maupun domestik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan stabilitas jasa keuangan Indonesia stabil di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.

"Ekonomi global mengalami pemulihan terbatas dengan rilis data dari mayoritas negara-negara utama yang berada di bawah ekspektasi," ujarnya dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) Desember 2024, Selasa (7/1/2024).

Secara umum, kondisi inflasi global masih cukup presisten yang mendorong bank-bank sentral global untuk lebih netral ke depan. Meskipun, mayoritas telah mengambil penurunan suku bunga acuan.

Mahendra menyebutkan di Amerika Serikat, data ekonomi dan data ketenagakerjaan tumbuh solid. Bank Sentral AS, The Fed, telah memangkas suku bunga acuan pada FOMC Desember 2024, tetapi memberikan sinyal pemangkasan pada 2025 hanya sebesar 50 bps.

"Dari sebelumnya pemangkasan 75 bps dan ekspektasi pasar sebesar 75-100 bps," kata Mahendra.

Tidak hanya itu, pasar juga mencermati kebijakan presiden terpilih Donald Trump yang bisa mempengaruhi volatilitas pasar keuangan global.

Sementara, di China sinyal perbaikan permintaan belum terlihat dengan consumer price index (CPI) disinflasi dan ekspor yang terkontraksi. Namun, sektor manufaktur yang tercermin dari PMI berada di zona ekspansi.

Untuk domestik, Mahendra menyatakan kinerja perekonomian berada dalam kondisi stabil dengan inflasi CPI sebesar 1,55% YoY dan inflasi inti 2,26%. Surplus neraca perdagangan juga berlanjut serta PMI membaik.

"Dengan kondisi-kondisi tersebut OJK meminta pelaku jasa keuangan untuk terus memonitor faktor-faktor risiko secara berkala untuk menyerap risiko yang terjadi," jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper