Bisnis.com, JAKARTA — Industri pembiayaan di Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun belum mencapai double digit. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2024, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 6,92% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp503,43 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan industri pembiayaan belum mencapai dua digit adalah menurunnya penjualan kendaraan bermotor sepanjang 2024.
"Penyebab pertumbuhan industri pembiayaan tidak mencapai double digit tersebut antara lain dikarenakan menurunnya penjualan kendaraan bermotor," kata Agusman dalam jawaban tertulis pada Selasa (18/2/2025).
Meskipun penjualan kendaraan bermotor mengalami penurunan, Agusman memperkirakan bahwa piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan masih akan tumbuh positif pada 2025 dengan kisaran 8%—10% (YoY).
Di sisi lain, ada tren positif dalam pembiayaan kendaraan listrik. Hingga November 2024, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik telah mencapai Rp16,61 triliun atau sebesar 1,81% dari total piutang pembiayaan.
Agusman menilai bahwa kendaraan listrik masih memiliki potensi besar untuk terus tumbuh, terutama dengan adanya dukungan pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik.
Baca Juga
"Dengan melihat perkembangan tersebut serta dukungan pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik, pembiayaan kendaraan listrik ke depan masih memiliki potensi yang besar untuk terus ditingkatkan dan dapat berkontribusi dalam mendorong percepatan terbentuknya ekosistem green financing di Indonesia," katanya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil sepanjang 2024 masih mengalami penurunan. Adapun pada Januari—Desember 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 865.723 unit atau turun 13,9% secara tahunan (YoY) dari 1.005.802 unit pada 2023.
Sementara itu, penjualan ritel juga turun 10,9% yoy menjadi 889.680 unit sepanjang 2024. Padahal tahun sebelumnya penjualan ritel mencapai 998.059.
Meskipun turun nyaris 14%, penjualan mobil telah melampaui target yang ditetapkan Gaikindo pada 2024. Sebagai pengingat, Gaikindo telah merevisi target penjualan menjadi 850.000 unit, dari sebelumnya 1,1 juta unit.