Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Axa Mandiri Financial Services (Axa Mandiri) terus mempertahankan portofolio produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit linked di tengah tren penurunan industri asuransi jiwa.
Presiden Direktur Axa Mandiri, Handojo G. Kusuma, mengatakan bahwa perusahaan mampu menjaga keseimbangan antara produk unit linked dan produk tradisional agar tetap sesuai dengan kebutuhan nasabah.
“Jadi kalau kami lihat dari sisi unit linked, portofolio kami kalau dibandingin dengan industri sebenarnya jauh lebih baik dalam bisa mempertahankan portofolio unit linked. Yang tadi saya sudah sebutkan tahun lalu itu portofolio kita di 48% [dari keseluruhan premi],” kata Handojo ditemui usai acara Economic Outlook 2025 di Axa Tower, Jakarta pada Jumat (7/3/2025).
Dengan demikian, porsi produk tradisional Axa Mandiri mencapai 52% dari total produk. Sepanjang 2024, perusahaan mencatatkan premi sebesar Rp11,86 triliun.
Handojo menambahkan meskipun permintaan terhadap produk tradisional meningkat karena masyarakat lebih mengutamakan kepastian manfaat, pihaknya tetap mempertahankan unit linked untuk segmen tertentu.
“Jadi makanya kami akan tetap jaga sama-sama untuk segmen-segmen tertentu di mana unit linked masih bisa memberikan solusi yang terbaik, kami akan tetap patuh di sana terutama segmen di wealth management ya, di mana mereka tentunya sudah lebih melek investasi juga,” jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, Axa Mandiri juga berupaya meningkatkan pemahaman nasabah terkait risiko dan manfaat dari produk unit linked untuk mengurangi potensi keluhan pelanggan. Di sisi lain, produk tradisional tetap menjadi solusi utama bagi nasabah yang lebih mengutamakan proteksi.
“Tapi untuk produk tradisional kita terus patuh juga untuk memberikan solusi-solusi yang lebih pasti, lebih tepat guna dan memberikan solusi yang mewajarnya lebih ke arah proteksi,” tambahnya.
Axa Mandiri menargetkan pertumbuhan premi tahun ini dengan mempertahankan porsi unit linked di angka 48% dari total portofolio. Sebagai strategi tambahan, perusahaan memperkuat kerja sama dengan Bank Mandiri di tingkat regional, cabang, serta memanfaatkan peluang di kanal digital dan bisnis korporasi.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), premi unit linked mengalami penurunan sebesar 11,5% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp75,03 triliun dari sebelumnya Rp84,76 triliun. Sementara itu, premi produk tradisional justru meningkat 18,7% YoY menjadi Rp110,36 triliun dari Rp92,99 triliun pada 2023.