Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Korporasi Bank Permata (BNLI) Lanjutkan Pertumbuhan pada Awal 2025

Penyaluran kredit korporasi Bank Permata (BNLI) pada awal 2025 masih melanjutkan tren positif yang terjadi sejak 2024.
Logo Bank Permata (BNLI)./Istimewa.
Logo Bank Permata (BNLI)./Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. (BNLI) menyebut pertumbuhan penyaluran kredit korporasi mencatatkan pertumbuhan positif pada awal 2025.

Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengatakan jumlah penyaluran kredit korporasi pada awal 2025 masih melanjutkan tren positif yang terjadi sejak 2024. Dia memaparkan, pertumbuhan penyaluran kredit korporasi Bank Permata per Januari 2025 telah tumbuh 11,7% year on year (yoy).

"Jadi pertumbuhannya sudah sesuai dengan industri. Kemudian untuk gross non-performing loan (NPL) kredit korporasi itu 1,6%, sedangkan untuk bank wide-nya sebesar 2,1%," kata Meliza dalam Paparan Publik Bank Permata 2025 di Jakarta pada Jumat (7/3/2025).

Adapun, sektor-sektor yang menjadi fokus perusahaan dalam penyaluran kredit korporasi adalah pertambangan dan energi lainnya, disusul digital dan telekomunikasi, serta otomotif termasuk bidang kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Bidang lain yang menjadi fokus penyaluran kredit perusahaan adalah kesehatan (healthcare) serta energi terbarukan (renewable energy).

Meliza menuturkan, ke depannya Bank Permata akan terus bersikap prudent untuk dalam penyaluran kredit korporasi. Selain itu, BNLI juga akan mengikuti arahan dari pemegang saham mayoritasnya, Bangkok Bank, guna mempertahankan dan memperbaiki tingkat NPL.

"Kami terus berusaha mempertahankan dan meningkatkan NPL kami dan juga kecukupan daripada pencadangan, terutama dalam penyaluran kredit di korporasi," kata Meliza.

Sebelumnya, Bank Permata telah melaporkan penyaluran kredit senilai Rp155 triliun sepanjang 2024 lalu. Penyaluran kredit tersebut naik 9% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

"Terutama dikontribusikan oleh segmen korporasi yang tumbuh sebesar 12% YoY menjadi Rp89 triliun," tulis manajemen Bank Permata. 

Selain itu, pertumbuhan juga didorong oleh segmen komersial dan konsumer, yang masing-masing tumbuh sebesar 6% dan 4% YoY.

Sejalan dengan penyaluran kredit, perseroan juga mencatatkan kualitas aset yang semakin sehat dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dan loan at risk (LaR) masing-masing sebesar 2,1% dan 7,9%. Angka ini membaik dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 2,9% dan 8,7%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper