Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Hasil Investasi Asuransi Jiwa Boncos saat Umum Mendulang Untung

Industri asuransi umum mencatat kenaikan hasil investasi sepanjang 2024, sementara asuransi jiwa terkoreksi
Ilustrasi asuransi kesehatan. / dok. Freepik
Ilustrasi asuransi kesehatan. / dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi umum mencatat kenaikan hasil investasi sebesar 19,8% year on year (YoY) menjadi Rp7,43 triliun sepanjang 2024. Pada periode yang sama, industri asuransi jiwa justru mencatatkan penurunan hasil investasi sebesar 24,8% YoY menjadi Rp23,91 triliun.

Turunnya hasil investasi industri asuransi jiwa juga dibarengi dengan total pendapatan industri yang terkontraksi. Industri asuransi jiwa sepanjang 2024 menorehkan total pendapatan sebesar Rp218,73 triliun, turun 0,7% YoY atau sekitar Rp1,65 triliun dibandingkan dengan total pendapatan sepanjang 2023 sebesar Rp220,38 triiun.

Menjelaskan kontrasnya hasil investasi kedua industri itu, Epsen Halim, Head of Investment MSIG Life menjelaskan perbedaan kinerja hasil investasi antara asuransi jiwa dan asuransi umum ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu penurunan harga saham dan perbedaan durasi surat berharga negara (SBN).

"Untuk faktor penurunan harga saham, asuransi jiwa yang memiliki produk unit linked cenderung terkonsentrasi pada kelas aset saham juga mengalami tekanan kinerja sepanjang 2024 sehingga terjadi penurunan hasil investasi," kata Epsen kepada Bisnis, dikutip Minggu (9/3/2025).

Jika dibandingkan, portofolio industri asuransi umum pada saham pada periode 2024 tercatat hanya sebesar Rp5,04 triliun atau turun 4,6% YoY, sementara industri asuransi jiwa memiliki portofolio yang lebih besar yaitu Rp133,99 triliun, walau tekoreksi 10,8% YoY.

Di saat yang sama, 2024 menjadi tahun yang tidak menguntungkan bagi pasar saham di mana Indeks Harga Saham Gabungan dalam periode ini mengalami kontraksi sebesar 2,65% year to date (YtD).

Epsen melanjutkan, faktor kedua yang membuat kinerja hasil investasi asurasi umum dan jiwa berbeda adalah pemilihan instrumen SBN. Kedua industri ini sejatinya sama-sama mengandalkan portofolio SBN, di mana asuransi umum memiliki portofolio investasi pada SBN sebesar Rp41,71 triliun, tumbuh 16,72% YoY per 2024 lalu. Sementara asuransi jiwa memiliki portofolio di SBN sebesar Rp205,03 triliun, tumbuh 11,9% YoY.

"Faktor kedua adalah perbedaan durasi SBN. Asuransi jiwa umumnya memiliki tenor SBN yang lebih panjang sehingga kenaikan hasil investasi tidak sebesar asuransi umum. Namun berlaku juga sebaliknya, asuransi jiwa lebih diuntungkan ketika imbal hasil turun," tandasnya.

Adapun bagi MSIG Life sendiri, perusahaan asuransi jiwa ini mencatat hasil investasi sebesar Rp542 miliar per Desember 2024. Epsen menjelaskan hasil investasi tersebut berasal dari berbagai penempatan seperti deposito berjangka, obligasi korporasi, reksa dana, obligasi pemerintah dan saham.

"Per Desember 2024, penyertaan investasi Perusahaan termasuk dana Unit Link (UL) nasabah terbesar ada pada SBN," pungkasnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper