Staf khusus Wakil Presiden untuk ekonomi dan finansial periode 2014—2019 itu melanjutkan permasalahan akan muncul ketika BI bisa membeli SBN di pasar perdana (burden sharing) karena akan menyebabkan mekanisme pasar tidak bekerja. Akhirnya, pemerintah akan semakin agresif berutang.
Jika BI menyerap SBN di pasar perdana, maka otoritas moneter tersebut sebenarnya sedang mengguyur pasar dengan rupiah (quantitative easing).
"Semakin banyak rupiah yang diguyurkan maka nilai rupiah akan semakin jatuh; BI gagal menjaga nilai tukar rupiah dan negara akan mengalami krisis nilai tukar mata uang," ungkap Wijayanto.
Dia pun menyimpulkan jika BI diperbolehkan secara terus-menerus membeli SBN di pasar perdana maka investor akan mempertanyakan independensi, kualitas, serta kebijakannya.