Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna angkat bicara terkait potensi pertumbuhan penyaluran kredit ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sepanjang 2025.
Chief Digital Business Bank Sampoerna Ivan Giarto menuturkan perseroan optimistis masih dapat mencatatkan pertumbuhan kredit ke segmen UMKM pada 2025. Hal tersebut seiring dengan fokus bisnis perusahaaan yang memang menyasar kelompok usaha tersebut.
"Kalau secara pertumbuhan year-on-year kita sebisa mungkin dengan rata-rata industri, untuk UMKM itu sekitar 5%. Karena kita memang fokusnya ke UMKM, secara historis pertumbuhannya di atas itu. Jadi, kita masih maintain di sekitar itu," jelas Ivan dalam media gathering di Jakarta pada Kamis (20/3/2025).
Ivan menuturkan, sepanjang 2024 total penyaluran kredit Bank Sampoerna mencapai sekitar Rp12 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 60% di antaranya adalah kredit untuk sektor UMKM.
"Untuk pertumbuhannya [kredit ke UMKM] full year 2024 dibanding dengan tahun sebelumnya berdasarkan laporan yang belum di audit itu sekitar 6%," tambahnya.
Dia menuturkan, pendanaan ke UMKM dilakukan melalui beberapa jalur, yakni langsung melalui cabang-cabang Bank Sampoerna ataupun dengan kemitraan-kemitraan. Contoh kemitraan tersebut adalah pendanaan melalui microfinance dan juga melalui lembaga multi finance untuk produk-produk multiguna.
Adapun, dia menyebut penyaluran kredit ke UMKM hingga Februari 2025 masih cenderung lamban. Ivan menyebut, hal tersebut kerap terjadi pada segmen itu dan mulai meningkat setelah periode Lebaran.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pertumbuhan kredit perbankan mencapai 10,3% secara tahunan (year on year/YoY) pada Februari 2025.
Pada Januari 2025, pertumbuhan kredit mencapai 10,27% YoY. Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pertumbuhan ini didorong baik dari sisi penawaran maupun permintaan kredit.
“Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih terus berlanjut,” katanya.
Berdasarkan kelompok penggunaan, BI mencatat pertumbuhan kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 14,6% YoY; 7,66%, dan 10,31% hingga bulan kedua tahun ini.
Pada saat bersamaan, pembiayaan syariah juga tumbuh 9,15% YoY, sementara kredit UMKM tumbuh 2,51% secara tahunan pada Februari 2025.
“Ke depan, Bank Indonesia akan turut mendorong pertumbuhan kredit melalui berbagai kebijakan makroprudensial yang akomodatif, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” tutur Perry.