Bisnis.com, JAKARTA - DBS Group, bank dengan aset terbesar di Asia Tenggara, dikabarkan menjadi kandidat terdepan dalam rencana akuisisi saham pengendali di PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Panin Bank.
Menurut tiga orang sumber yang mengetahui rencana tersebut, seperti dikutip Reuters Rabu (26/3/2025), bank asal Singapura tersebut bersaing dengan CIMB Group asal Malaysia di putaran kedua proses penawaran.
Dikabarkan, sekitar 86% saham Panin Bank siap dijual. Pada penutupan pasar Selasa (25/3/2025) kemarin, kepemilikan gabungan yang dimiliki oleh ANZ Australia dan keluarga Gunawan bernilai US$1,8 miliar.
ANZ, yang memiliki 39% saham berdasarkan data LSEG, telah berupaya menjual kepemilikannya sejak 2013. Sementara itu, keluarga Gunawan disebut fleksibel mengenai jumlah saham yang akan dilepas, bergantung pada harga yang ditawarkan.
Menurut dua sumber lainnya, penawaran final dijadwalkan pada akhir April atau awal Mei, meskipun keputusan akhir para penawar masih dapat berubah.
Sebelumnya, Reuters juga melaporkan Malayan Banking Bhd (Maybank) juga bekerja sama dengan penasihat keuangan terkait kemungkinan menawar Panin Bank.
Baca Juga
Sumber Reuters lainnya, juga melaporkan pembeli lain yang tertarik untuk mengambil Panin Bank ialah Mitsubishi UFJ Financial Group dan Sumitomo Mitsui Banking Corp.
Panin Bank tidak menanggapi permintaan komentar, sementara OCBC dan CIMB dan dua bank Jepang serta Maybank menolak berkomentar.
Jika berhasil, akuisisi ini akan menjadi transaksi besar pertama di bawah kepemimpinan CEO baru DBS Tan Su Shan yang akan mulai menjabat pada 28 Maret.
Dalam wawancara dengan Reuters pekan ini, Tan menegaskan bahwa DBS terbuka untuk akuisisi strategis, asalkan memberikan nilai tambah, sejalan dengan strategi bisnis, dan menguntungkan dalam jangka waktu yang wajar.
Analis menilai bahwa kesepakatan ini dapat memperkuat posisi DBS di pasar Indonesia dan mendorongnya masuk ke jajaran 10 bank terbesar di Tanah Air. Saat ini, PT Bank DBS Indonesia memiliki satu kantor pusat dan 33 kantor cabang dengan 3.011 karyawan yang tersebar di 15 kota besar.
Panin Bank, yang didirikan oleh Mu’min Ali Gunawan pada 1971 dan melantai di Bursa Efek Jakarta pada 1982, memiliki bisnis yang mencakup pembiayaan konsumen hingga pengelolaan kekayaan.
Tahun lalu, laba bersih bank ini naik 8,2% menjadi Rp2,74 triliun, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga serta penurunan cadangan kerugian kredit.
Namun, saham Panin Bank telah anjlok sekitar 20% sepanjang tahun ini, sejalan dengan pelemahan pasar saham Indonesia dan rupiah akibat meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kebijakan pemerintah serta kondisi fiskal negara.