Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taktik Bank Digital Pacu Pertumbuhan di Tengah Impitan Superapps dan Fintech

Bank digital memiliki strategi untuk memacu pertumbuhan di tengah persaingan dengan bank konvensional dan fintech.
Kamis, 8 Mei 2025 | 09:28
Ilustrasi bank digital. Dok Istimewa
Ilustrasi bank digital. Dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan digital menerapkan strategi beragam demi memacu pertumbuhan jangka panjang. Inovasi terus digali di tengah persaingan dengan bank konvensional hingga perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang memberikan layanan serupa.

Sejumlah bank digital pun mencetak pertumbuhan laba yang ciamik pada kuartal I/2025 ini. Salah satunya adalah PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI), bank digital besutan Kredivo Group, yang membukukan pertumbuhan laba bersih 25,34% secara tahunan (YoY) menjadi Rp35,33 miliar.

Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan tak menampik bahwasanya lanskap industri perbankan Tanah Air kian kompetitif dengan pemain yang kian semarak. Namun, dia meyakini bahwa bank digital masih memiliki banyak ruang untuk berkembang.

“Peluang pertumbuhan industri ini masih luas, yang mana tercatat  48% populasi Indonesia masih tergolong underbanked dan total simpanan bank digital yang belum mencapai 1% dari industri,” katanya kepada Bisnis, dikutip Rabu (7/5/2025).

Menurutnya, Krom Bank saat ini terus berinovasi untuk membangun loyalitas nasabah, salah satunya melalui penawaran produk deposito fleksibel dengan bunga hingga 8,75% per tahun. Menurutnya, produk ini memberikan kepastian imbal hasil saat banyak instrumen investasi bergerak fluktuatif. 

Selain itu, segmen utama yang didominasi generasi muda juga menjadi dasar pengembangan layanan dan fitur Krom Bank yang dirancang sesuai preferensi dan kebutuhan nasabah, serta memberikan nilai tambah bagi mereka.

Anton lantas menyebut penerapan prinsip bisnis secara prudent menjadi bentuk upaya membangun kepercayaan nasabah dan terus mencetak kinerja positif secara berkelanjutan.

“Sinergi yang solid dari Kredivo Group, sebagai induk usaha, juga menjadi faktor penting yang memperkuat posisi kami di pasar,” tuturnya.

Sementara itu, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) yang membukukan kenaikan laba sebesar 178% YoY menjadi Rp60 miliar pada kuartal I/2025 juga memandang adanya peluang pertumbuhan yang bisa dioptimalkan perbankan digital di tengah kompetisi dengan pemain lainnya.

Tjit Siat Fun, Direktur Kepatuhan sekaligus Sekretaris Perusahaan Bank Jago, menyebut bahwa pihaknya cenderung berkembang dalam jaringan digital dengan kemampuan inovasi yang cepat.

“Kombinasi kekuatan regulasi perbankan [highly regulated] dengan kelincahan teknologi digital, memungkinkan kami melakukan penetrasi pasar yang lebih luas, khususnya pada segmen yang belum terlayani secra optimal,” katanya kepada Bisnis.

Tak hanya bergantung pada faktor tunggal seperti suku bunga simpanan yang tinggi, dia menilai bahwa ekosistem digital menjadi kunci yang relevan bagi nasabah, khususnya dalam memberikan nilai tambah.

Taktik Bank Digital Pacu Pertumbuhan di Tengah Impitan Superapps dan Fintech

Aplikasi Jago/Dok. Bank Jago

Menurutnya, keunggulan Aplikasi Jago dan Jago Syariah memungkinkan pihaknya untuk membangun loyalitas nasabah dalam jangka panjang. Dengan demikian, keterikatan yang lebih kuat dan berkelanjutan dapat terbentuk.

“Per kuartal I/2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 4 juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I/2024 yang sebanyak 9 juta nasabah,” tuturnya.

Adapun, Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan memilih jalur berbeda untuk membangun loyalitas nasabah seiring makin kompetitifnya industri bank digital.

Dia menegaskan bahwa Allo Bank tidak hanya bertumpu pada insentif finansial seperti suku bunga simpanan tinggi, tetapi juga mengandalkan pengalaman digital yang menyatu dengan keseharian pengguna.

“Loyalitas bagi kami dibangun bukan hanya lewat benefit-driven, tapi juga experience-driven,” kata Indra kepada Bisnis.

Dia juga menekankan bahwa nasabah masa kini menuntut lebih dari sekadar insentif, misalnya saja mencari pengalaman yang relevan, aman, dan terintegrasi. Indra menjelaskan strategi mempertahankan pengguna Allo Bank disusun melalui tiga pilar.

Taktik Bank Digital Pacu Pertumbuhan di Tengah Impitan Superapps dan Fintech

Nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi Allo Bank di Jakarta, Selasa (4/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Pertama, bunga simpanan kompetitif yang tetap berkelanjutan, kedua yaitu pengembangan fitur berbasis kebutuhan seperti dompet digital dan QRIS. Ketiga yakni integrasi layanan dalam satu ekosistem digital.

"Pendekatan ini disebut mampu menjawab kebutuhan nasabah secara holistik, tidak hanya dalam hal transaksi finansial," tuturnya.

Di sisi pembiayaan, Allo Bank masih fokus pada kredit konsumer, terutama segmen underbanked atau yang tidak terjangkau yang belum terlayani secara optimal.

Produk pinjaman disusun sederhana dan cepat, dengan sistem credit scoring yang mengandalkan data alternatif. Namun, arah bisnis jangka menengah mulai merambah sektor produktif, terutama UMKM digital.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper