Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Terguncang, Hasil Investasi Asuransi Jiwa Kuartal I/2025 Tergerus jadi Rp340 Miliar

Kinerja hasil investasi asuransi jiwa dipengaruhi oleh kondisi pasar pada kuartal IV/2024 yang sempat memburuk dan berlangsung sampai kuartal I/2025.
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Selasa (8/10/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Selasa (8/10/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Hasil investasi industri asuransi jiwa per kuartal I/2025 terkoreksi cukup dalam dibanding hasil investasi pada kuartal I/2024. Pada tiga bulan pertama tahun ini, hasil investasi asuransi jiwa hanya mencapai Rp340 miliar, sedangkan pada kuartal I/2025 hasil investasi asuransi jiwa tercatat sebesar Rp12,32 triliun.

Budi Tampubolon, Ketua Dewan Pengurus AAJI, menjelaskan kinerja tersebut dipengaruhi oleh kondisi pasar investasi pada kuartal IV/2024 yang sempat memburuk dan berlangsung sampai kuartal I/2025.

"Di kuartal IV/2024 dan kuartal I/2025, kondisi market bursa kita tidak baik-baik saja, IHSG turun dolar naik dan sebagainya. Pendapatan investasi asuransi jiwa kuartal I/2025 itu positif. Cuma dibanding kuartal I/2024 yang kondisi ekonomi masih oke, ini lebih kecil," kata Budi dalam konferensi pers di Kantor AAJI, Rabu (4/6/2025).

Adapun portofolio investasi asuransi jiwa per kuartal I/2025 mayoritas pada Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai Rp214,23 triliun, tumbuh 12,9% YoY. Porsi terbesar kedua adalah pada saham dengan nilai Rp119,79 triliun, turun 19% YoY.

Meskipun hasil investasi terkoreksi cukup dalam, Budi menekankan bahwa industri asuransi jiwa turut berkontribusi pada penguatan pasar saham di Tanah Air.

"Terlihat masih ada hampir Rp120 triliun penempatan kami di bursa [saham]. Bisa dibayangkan kalau pada waktu itu kami ikut panik dan keluar, lebih dalam lagi [koreksi IHSG]," jelasnya.

Sementara itu, peningkatan investasi pada instrumen SBN membuktikan bagaimana industri asuransi jiwa berhati-hati mengelola investasi dari dana yang diterima pemegang polis.

"Kesimpulannya apa, dana yang kami terima dari pemegang polis kami tempatkan di aset investasi keuangan yang relatif aman. Kami tempatkan semakin banyak dana nasabah kami ke arah aset investasi yang lebih aman," tegasnya.

Hasil investasi yang terkoreksi tersebut menyebabkan total pendapatan industri asuransi jiwa turun meskipun pendapatan dari premi meningkat.

Pada kuartal I/2025, total pendapatan industri terkoreksi 17,5% YoY menjadi Rp50,16 triliun. Sementara itu, total pendapatan premi tumbuh 3,2% YoY menjadi Rp47,45 triliun.

"Kalau premi naik kenapa total pendapatan turun, betul. Jadi begini, bahwa pendapatan investasi industri asuransi jiwa di kuartal I/2025 itu dibandingkan kuartal I/2024 turun, pendapatan investasinya," pungkasnya.

Sementara itu, Simon Imanto, Ketua Bidang Permodalan, Investasi dan Pajak AAJI menjelaskan pada dasarnya investasi di saham langsung terbukukan di floating loss. Itu artinya, kerugian yang masih mengambang dan bisa berubah tergantung pergerakan harga pasar. 

"Kalau saham langsung terbukukan di floating loss. Kalau saham, harga saham naik turun harus dituangkan, tapi itu unrealized loss, tapi kalau SBN adanya di ekuitas. Jadi, sebenarnya itu karena kenaikan SBN, [hasil] investasinya tidak kelihatan. Padahal investasinya sudah ada juga positif yang dibukukan di ekuitas," jelas Simon.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper