Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN Putuskan Rasio Dividen Tetap di Level 20%

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. memutuskan untuk mempertahankan rasio dividen yang diberikan kepada para pemegang saham, yakni sebesar 20% dari total laba bersih tahun 2017 lalu.
Dirut Bank BTN Maryono (kedua kiri), Komisaris Utama I Wayan Agus Mertayasa (dari kiri), Direktur Iman Nugroho Soeko, dan Direktur Adi Setianto, berfoto di sela-sela RUPST, di Jakarta, Jumat (23/3/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Dirut Bank BTN Maryono (kedua kiri), Komisaris Utama I Wayan Agus Mertayasa (dari kiri), Direktur Iman Nugroho Soeko, dan Direktur Adi Setianto, berfoto di sela-sela RUPST, di Jakarta, Jumat (23/3/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com,  JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. memutuskan untuk mempertahankan rasio dividen yang diberikan kepada para pemegang saham, yakni sebesar 20% dari total laba bersih 2017.

Berbeda dengan tiga bank pelat merah lainnya, BTN juga memutuskan untuk tidak membagikan dividen spesial. Hal tersebut merupakan keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) untukk tahun buku 2017 yang digelar di Jakarta, Jumat (23/3/2018).

BTN Putuskan Rasio Dividen Tetap di Level 20%

“Pembagian dividen yang disetujui sebesar 20% untuk para pemegang saham dan 80% dipakai untuk peningkatan modal untuk bisa ekspansi bisnis,” kata Direktur Utama BTN Maryono dalam jumpa pers usai RUPST.

Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah tersebut membagikan Rp605,49 miliar atau setara 20% darilaba bersih perseroan yang tercatat sebesar Rp3,027 triliun.

Adapun nilai dividen per lembar saham sebesar Rp57,175 lebih tinggi dibandingkan dividen yang dibagian tahun lalu sebesar Rp 49,459. Dividen akan dibagikan ke pemegang saham yang berhak pada tanggal 24 April 2018.

Sisa laba bersih sekitar Rp2, 421 triliun akan dimanfaatkan oleh BTN modal tambahan untuk ekspansi kredit dan pengembangan usaha.

“Kenapa kami tidak ada dividen spesial karena kami mendapatkan tugas untuk mensukseskan  program 1 juta rumah, di mana Indonesia ada potensi backlog rumah 11,4 juta. Kementerian BUMN mendukung BTN untuk membantu percepatan pengurangan backlog tersebut,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper