Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasindo Bukukan Premi Bruto Rp3,83 Triliun

BISNIS.COM, JAKARTA -- PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) membukukan perolehan premi bruto sebesar Rp3,83 triliun pada 2012, meningkat 14,7% dibandingkan perolehan premi bruto pada tahun sebelumnya Rp3,34 triliun.

BISNIS.COM, JAKARTA -- PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) membukukan perolehan premi bruto sebesar Rp3,83 triliun pada 2012, meningkat 14,7% dibandingkan perolehan premi bruto pada tahun sebelumnya Rp3,34 triliun.

Kenaikan premi bruto ini turut mengerek laba perseroan hingga mencapai Rp277,39 miliar, meningkat dari laba tahun sebelumnya sebesar Rp267,20 miliar.

Solihah, Direktur Keuangan Jasindo, mengatakan kontributor utama perolehan premi perseroan adalah lini usaha asuransi properti, minyak dan gas serta asuransi aviasi atau pesawat terbang.

“Kontributor terbesar masih berasal dari ketiga lini bisnis itu,” katanya kepada Bisnis, Selasa (26/3/2013).

Selain premi yang meningkat, perolehan laba juga ditopang oleh peningkatan hasil investasi. Pada 2012, hasil investasi yang diperoleh perusahaan asuransi pelat merah ini mencapai Rp145,85 miliar, meningkat dari perolehan hasil investasi pada tahun sebelumnya sebesar Rp121miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Selasa (26/3/2013), portofolio investasi Jasindo masih didominasi oleh instrumen deposito berjangka yang mencapai Rp837,25 miliar atau sekitar 49% dari total dana investasi sebesar Rp1,70 triliun. Posisi kedua ditempati instrumen obligasi dan MTN sebesar Rp370,78 miliar. Selanjutnya, alokasi investasi terbesar ketiga adalah penyertaan langsung dengan nilai Rp267,30 miliar.

Direktur Operasi Ritel Jasindo mengatakan perolehan laba perseroan juga didukung oleh pengelolaan risiko yang lebih baik sehingga meningkatkan hasil underwriting. Untuk lebih memoles kinerja hasil underwriting, lanjutnya, perseroan akan menggenjot bisnis dari segmen ritel.

Saat ini, proporsi bisnis ritel Jasindo baru mencapai sekitar 27% dari total bisnis. Diharapkan dalam beberapa tahun komposisi bisnis segmen korporasi dan ritel akan berbanding 60%-40%.

“Karena segmen ritel cenderung memberikan hasil pendapatan underwriting yang lebih baik dibandingkan segmen korporasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper