Bisnis.com, JAKARTA--- PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) berencana mendongkrak bisnis reasuransi menyusul diberikannya restu dari pemegang saham perseroan yaitu Kementerian BUMN.
Asei Re sebelumnya memiliki nama PT Asuransi Ekspor Indonesia (Asei) dan berubah sejak RUPS digelar pada 10 Maret 2014. Sebelumnya, Asei sudah memiliki bisnis reasuransi namun masih berkontribusi lebih kecil daripada kontribusi bisnis utama yaitu asuransi kerugian.
Eko Wari Santoso, Direktur Utama PT Asei Re, mengatakan anggaran dasar perusahaan memperbolehkan perusahaan untuk memperluas bisnis reasuransi. “Kami sudah punya reasuransi dari dulu,” kata Eko, Rabu (19/3/2014).
Rencana perluasan bisnis reasuransi tersebut dilakukan mengingat potensi yang dianggap bagus karena industri asuransi Indonesia juga masih lebih banyak menggunakan jasa reasuransi luar negeri karena minimnya kapasitas pertanggungan.
Eko mengatakan rencana bisnis perseroan itu dilakukan seiring dengan rencana pemerintah untuk mengurangi defisit neraca pembayaran reasuransi agar devisa dapat dihemat. “Kita terus berusaha meningkatkan retensi dalam negeri,” katanya.
Dengan perluasan bisnis reasuransi tersebut, komposisi pendapatan yang diperoleh Asei Re dapat berubah. Selama ini, porsi pendapatan dari bisnis asuransi umum mencapai sekitar 84%, sisanya dari reasuransi.
Namun, Eko belum bersedia memaparkan proyeksi perubahan komposisi pendapatan tersebut. Asei Rei, ujarnya, berencana untuk mengkaji lebih lanjut mengenai strategi perusahaan untuk mendongkrak bisnis reasuransi.