Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPF Sentuh 3,48%, Asbisindo Jabar Anggap Masih Wajar

Rasio non-performing financing (NPF) perbankan syariah nasional yang mencetak rasio tertinggi dalam 3 tahun terakhir dengan berada di level 3,48%, masih dinilai wajar oleh Asbisindo Jabar.
Perbankan syariah perlu melakukan upaya lebih untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya. /Bisnis.com
Perbankan syariah perlu melakukan upaya lebih untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya. /Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG—Rasio non-performing financing (NPF) perbankan syariah nasional yang mencetak rasio tertinggi dalam 3 tahun terakhir dengan berada di level 3,48% itu masih dinilai wajar oleh Asbisindo Jabar.

Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jawa Barat Ahmad S.F. Salmon menganggap kenaikan itu masih dalam batas wajar, apalagi dengan kondisi perekonomian yang belum stabil seperti saat ini.

“Kami tidak terlalu khawatir, tetapi kami juga tetap waspada. Apalagi jika ke depan biaya margin makin tinggi, kami perlu waspada,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (8/9/2014).

Dia menilai kondisi ekonomi saat ini yang belum stabil turut membuat pelaku industri perbankan syariah terkena pengaruhnya. Walau demikian, dia optimistis terhadap kinerja perbankan syariah di Jawa Barat.

“Kalau saya lihat dibandingkan dengan skala nasional, di Jabar masih bagus. Perbankan syariah di Jabar masih bisa tumbuh,” sebutnya.

Menurut dia, perbankan syariah perlu melakukan upaya lebih untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya walaupun pada tahun ini perbankan syariah mendapat limpahan dana haji dari perbankan konvensional.

Saat ditanya apakah pengalihan dana haji cukup memberikan pengaruh positif yang signifikan bagi perbankan syariah di Jabar, dia menuturkan masih butuh proses untuk sampai bisa merasakan dampak dari pengalihan tersebut.

“Dananya terbagi ke bank-bank tertentu dengan besaran yang berbeda. Dan saya rasa masih butuh proses untuk melakukan negoisasi di tingkat kantor pusat [terkait porsi tersebut],” tutur Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdalah Gifar
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper