Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CSR & Fungsi Intermediasi Kelompok Bank Jumbo Dinilai Rendah

Sekelompok bank papan atas dinilai kurang memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dalam penyaluran fungsi intermediasi.
Perbankan nasional masih banyak yang belum memiliki kebijakan enviromental and social risk management (ESRM)./Ilustrasi Tanam pohon-Bisnis
Perbankan nasional masih banyak yang belum memiliki kebijakan enviromental and social risk management (ESRM)./Ilustrasi Tanam pohon-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Sekelompok bank papan atas dinilai kurang memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dalam penyaluran fungsi intermediasi.

ResponsiBank baru saja melakukan survei terhadap 11 bank yang terdiri dari 8 bank domestik dan 3 bank asing. Proses scoring dilakukan dengan memasukkan elemen dalam kebijakan lembaga keuangan seperti kredit korporasi dalam pembiayaan proyek.

Peneliti Perkumpulan Prakarsa dan Perwakilan Koalisi ResponsiBank Indonesia Victoria Fanggidae mengungkapkan bank-bank nasional masih banyak yang belum memiliki kebijakan enviromental and social risk management (ESRM).

"Masih banyak hal yang  belum jelas dalam kebijakan investasi bank dalam menghadapi risiko lingkungan," ucapnya, Rabu (11/3/2015).

Manager For Sustainability Development PT Bank Negara Indonesia Tbk Leonard T. Panjaitan mengklaim sudah cukup aktif untuk menyalurkan kredit dengan memperhatikan kondisi lingkungan. Menurutnya, dengan menyalurkan kredit ke perusahaan maka BNI akan memperhatikan analisa mengenai dampak lingkungan (amdal).

Sebelum menyalurkan kredit, katanya, BNI juga memperhatikan rating terhadap lingkungan. Dia mengungkapkan untuk perusahaan yang mendapat peringkat warna kuning, maka perusahaan itu tergolong peduli terhadap lingkungan.

"Peringkat berdasarkan kepedulian lingkungan dibagi menjadi kuning, hijau, biru, merah dan hitam," katanya.

Leonard mengungkapkan BNI tidak akan memberikan pinjaman kepada perusahaan yang berperingkat hitam, sebab perusahaan itu tergolong penjahat lingkungan. Namun, bila ada korporasi bercap merah hendak meminjam maka akan ada mitigasi risiko tambahan  serta suku bunga yang diberikan akan lebih tinggi.

Pada 2014, BNI telah menyalurkan kredit green banking mencapai Rp8 triliun atau sekitar 6% dari outstanding kredit perseroan. Leonard mengungkapkan target pertumbuhan green banking pada tahun ini sekitar 5% secara year on year.

Survei ResponsiBank mencatatkan poin paling tinggi adalah 100%. Akan tetapi belum ada bank yang meraih poin 50%. Adapun tujuh teratas hasil penilaian ResponsiBank adalah HSBC mencapai 41,31%, Citibank 37,38%, MUFG 18,62%, BNI 8,54%, Bank Danamon 8,58%, BRI 3,62% dan Bank CIMB Niaga 3,23%.

Sementara itu, Bank Panin, BCA, Bank Mandiri dan Bank OCBC NISP hanya meraih masing-masing 0,85%, 1,38%, 2,62% dan 2,85%. Dia sangat menyayangkan bila bank-bank domestik yang beraset jumbo kurang memperhatikan kondisi lingkungan dalam penyaluran fungsi intermediasi.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper