Bisnis.com, JAKARTA -- Organisasi PBB untuk informasi dan teknologi komunikasi, ITU, tengah mempersiapkan pertemuan global ketiga kalinya.
Pertemuan itu untuk membahas bagaimana telekomunikasi internasional dan komunitas layanan keuangan dapat bekerja sama dalam meningkatkan akses terhadap layanan keuangan formal bagi 2 miliar masyarakat miskin dunia.
Pertemuan global yang dibalut dalam focus group itu, terdiri dari 60 organisasi berasal dari 30 negara, bertujuan untuk menjembatani jarak antara pembuat peraturan atau regulator di bidang telekomunikasi dan layanan keuangan, dan antara sektor swasta dan pelayanan publik.
Perwakilan Layanan Keuangan Digital (LKD) dari berbagai ekosistem akan secara pragmatis menjawab beberapa persoalan utama yang saat ini menhalangi LKD untuk melayani mereka yang belum memiliki akses perbankan.
Sebanyak 4 kelompok kerja telah dibentuk, yang masing masing terdiri dari regulator, pelaku atau operator dan juga organisasi perlindungan konsumen.
Secara bersama-sama mereka menyusun rekomendasi operasional, serta perangkat dan solusi yang akan mempercepat reformasi kebijakan guna mendukung negara-negara berkembang dalam menerapkan startegi keuangan inklusif dan memperluas LKD.
Temuan- temuan awal akan didiskusikan di Kuala Lumpur yang berlangsung dari 30 September sampai 2 Oktober dan dilanjutkan dengan pertemuan di Jenewa, Swiss pada bulan Desember. Laporan final dan buku panduan diharapkan dapat dipublikasikan pada akhir 2016.
“Melihat pentingnya peran seluler didalam menjawab LKD, maka keberadaan ITU digunakan oleh pemangku kebijakan terkait guna mengembangkan kerangka kerja sama yang menghasilkan saling pengertian yang lebih baik dan solusi yang praktis," jelas Sekretaris Jenderal ITU Houlin Zhao, dalam keterangan tertulis, Kamis (17/9/2015).
Sementara itu, Sacha Polverini, Chairman dari Focus Group dan Pejabat Senior untuk program di Bill & Melinda Gates Foundation menuturkan, seiring dengan pesatnya pertumbuhan jaringan seluler dan penggunaan telepon bergerak, sebagian besar transaksi tunai akan dapat dialihkan menjadi transaksi digital.
"Sistem pembayaran digital dapat mengurangi biaya transaksi hingga 90%. Hal tersebut memberikan kemampuan bagi lembaga keuangan, operator jaringan seluler dan provider berbagai layanan baru lainnya, untuk menciptakan inovasi dalam layanan keuangan baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat miskin," ucapnya.
Setelah Kuala Lumpur , Focus Group akan menyelenggarakan pertemuan berikutnya di Jenewa, Swiss, mulai 15-17 Desember 2015. Pertemuan di Jenewa akan didahului oleh lokakarya satu hari Layanan Keuangan Digital dan Keuangan Inklusif.