Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Investasi 2016 Ditentukan Kinerja Perbankan Himpun Tabungan

Dalam jangka pendek hingga menengah, peningkatan investasi akan ditentukan oleh mampu atau tidaknya perbankan menghimpun tabungan domestik dan ekspor.
Ilustrasi/www.udku.com.au
Ilustrasi/www.udku.com.au

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam jangka pendek hingga menengah, peningkatan investasi akan ditentukan oleh mampu atau tidaknya perbankan menghimpun tabungan domestik dan ekspor.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sekaligus Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad dalam Dialog Publik bersama Presiden Joko Widodo, Rabu (30/3/2016).

Muliaman menjabarkan situasi domestik akan sangat dipengaruhi oleh terjaganya inflasi yang menjadi domain Bank Indonesia. "Sebab, apabila inflasi tidak dapat ditekan, ruang penurunan suku bunga jadi terbatas," katanya.

Dalam matriks ISEI, aspek tabungan domestik mencakup dorongan kepada masyarakat untuk melakukan investasi di sektor keuangan, bukan di aset fisik. Di sisi tabungan eksternal, investasi asing langsung (FDI) dan portofolio menjadi kuncinya.

Untuk itu, dia mengatakan pengawalan terhadap sisi suplai berperan penting dalam pengendalian inflasi. Sementara dari sisi eksternal, dia menuturkan pemerintah perlu menjaga iklim investasi yang kondusif.

Sejak awal tahun ini, pemerintah sendiri telah mendorong agar suku bunga kredit turun ke level single digit melalui pelarangan 'nego bunga deposito' oleh perusahaan pelat merah.

Adapun, otoritas moneter telah memangkas BI Rate tiga kali berturut-turut tiga bulan belakangan, yang disusul oleh pemangkasan suku bunga penjaminan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan.

Komitmen pemerintah era Joko Widodo, kata Muliaman, yang menyasar perbaikan peringkat Ease on Doing Business (EoDB) menjadi sangat relevean dalam perbaikan iklim investasi, mengiringi pembangunan infrastruktur untuk membenahi sisi suplai atau ketersediaan barang.

"Berdasarkan assesment tersebut, kami menilai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing, stabilitas ekonomi makro diperlukan melalui stabilisasi harga dan pengelolaan APBN yang sehat dan dipercaya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper