Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Permata Tbk. mulai menyusun langkah penguatan pasca goyahnya kinerja perusahaan di kuartal I tahun ini.
Direktur Utama Bank Permata Roy Arfandy mengatakan pihaknya akan fokus menyelesaikan kredit-kredit yang bermasalah (non performing loan/NPL) pada kuartal II tahun ini.
Caranya dengan terus secara proaktif mengelola NPL melalui monitoring terhadap akun-akun bermasalah atau berpotensi bermasalah, melakukan restrukturisasi kredit, dan langkah-langkah lain yang diperlukan untuk menurunkan rasio NPL serta melakukan pencadangan yang memadai.
"Sejalan dengan hal tersebut, kami telah mengambil langkah-langkah terbaik dalam kondisi saat ini antara lain dgn meningkatkan modal, aset dan perhatian kami terhadap kinerja kredi," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta (10/5/2016).
Pada kuartal II 2016 pertumbuhan laba operasional sebelum pencadangan Bank Permata sebesar Rp2,17 triliun atau tumbuh 4% year on year (y-o-y) dibandingkan dengan Maret 2015 sehingga laba operasional sebelum pencadangan tercatat Rp1,02 triliun atau tumbuh 7% (y-o-y).
Direktur Wholesale Banking Bank Permata Anita Siswadi juga menambahkan selain membenahi NPL, pihaknya juga berupaya menggenjot laba.
"Strategi kami untuk meningkatkan laba adalah dengan meningkatkan transaction banking dan retail," tukasnya.
Beberapa waktu lalu BNLI mengumumkan kinerjanya sepanjang triwulan pertama 2016 yang mengalami kerugian bersih sebesar Rp376 miliar.
Roy mengatakan kerugian tersebut disebabkan kenaikan beban pencadangan (provision expense) sebesar 552% year on year (y-o-y) menjadi Rp1,55 triliun.