Bisnis.com, JAKARTA-Faktor ekonomi global disebut sebagai penyebab rendahnya pertumbuhan kredit domestik sekalipun bank sentral sudah memangkas suku bunga acuan.
Wellian Wiranto, ekonom OCBC Bank mengatakan pertumbuhan kredit Indonesia di kuartal III/2016 sebesar 6,8% secara year on year(y-o-y) merupakan yang terendah sejak 2009. Hal ini dipicu oleh rendahnya permintaan kredit perbankan.
"Harusnya kalau harga turun demand jadi tinggi. Tapi ekonomi global tahun ini memang agak aneh dan sulit diprediksi. Walaupun kredit murah tapi permintaan justru kurang," katanya di Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Akibat situasi tersebut transmisi dari penurunan suku bunga kredit ke permintaan kredit jadi terhambat. Menurutnya, butuh waktu untuk melihat efek dari pemangkasan suku bunga karena situasi yang random tersebut.
Oleh karena itu, meskipun Bank Indonesia sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin sejak awal tahun, jika melihat kondisi saat ini maka kemungkinan besar BI tak akan menurunkan lagi 7 days (reverse) repo rate.
Ka Jit, Head of Individual Costumer Solution PT Bank OCBC NISP Tbk. mengakui bisnis kredit bank memang belum sepenuhnya pulih. Padahal dari sisi suku bunga kredit sudah turun secara bertahap.
Dia menilai kondisi ekonomi yang belum stabil turut mempengaruhi kepercayaan diri bank. Hal ini juga berdampak pada kualitas kredit.
"Padahal kalau bank confident, pricing [kredit] bisa turun," ujarnya.