Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FIT & PROPER TEST OJK: Sebut Bank Syariah Banyak Fraud, Ini Strategi Heru

Heru Kristiyana, calon anggota dewan komisioner untuk kepala eksekutif pengawas perbankan OJK, memiliki beberapa cara atau strategi untuk bisa mendorong gairah industri perbankan syariah.
Calon Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana bersiap mengikuti uji kepatuhan dan kelayakan calon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/6)./Antara-M Agung Rajasa
Calon Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana bersiap mengikuti uji kepatuhan dan kelayakan calon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/6)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA -- Heru Kristiyana, calon anggota dewan komisioner untuk kepala eksekutif pengawas perbankan OJK, memiliki beberapa cara atau strategi untuk bisa mendorong gairah industri perbankan syariah.

Heru menyebutkan, terobosan untuk perbankan syariah yang paling utama antara lain, mendorong sumber daya manusia (SDM) untuk bank syariah. Saat ini, mayoritas SDM bank syariah masih dari bank konvensional sehingga pemahaman konteks syariah dan produk masih cukup kurang.

"Jadi, dibutuhkan komitmen nasional agar bisa menciptakan kader bank syariah. Pasalnya, banyak kasus fraud di bank syariah juga didukung karena SDM yang tidak terlau paham," ujarnya.

Selain itu,  dia juga menyiapkan terobosan terkait dengan pengemasan branding. Dengan mengambil contoh dari Malaysia, bank syariah di Negeri Jiran itu pengemasan branding produk bagus, modern, dan lengkap seperti, bank konvensional.

"Untuk itu, tampaknya Indonesia pun bisa mengembangkan perbankan syariah seperti itu karena potensi kita lebih besar dengan tetap mempertahankan prinsip syariah," ujarnya.

Lalu, Heru menyebutkan hambatan pengembangan syariah juga disebabkan dari OJK yang masih menggabungkan antara pengawasan dan pengaturan. Jadi, ketika fokus pengawasan, lupa untuk mengembangkan, begitu juga sebaliknya.

"Nanti, bila terpilih, kami akan memisahkan keduanya. Jadi, pengawasan dan pengaturan bisa fokus pada tugasnya masing-masing," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper