Bisnis.com, JAKARTA - Kecerdasan buatan atau artificial intelegence (AI) bukan lagi barang baru dalam industri perbankan Indonesia. Semakin banyak bank yang mengimplementasikan AI dalam proses bisnisnya.
Pemimpin Divisi Manajemen Data PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) Sigit Eri mengatakan, pihaknya sudah mulai menerapkan teknologi AI dan machine learning dalam proses bisnis BNI. Kedua teknologi tersebut didukung oleh pengolahan informasi berbasis Big Data.
"Sudah mulai dipakai dan kami kerja sama dengan vendor untuk membangun ksapabilitas," katanya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Dia menerangkan, untuk menerapkan teknologi mutakhir tersebut perlu sumber daya manusia berspesifikasi khusus yang dikenal sebagai data scientist.
Sejak divisi manajemen data dibentuk 2 tahun lalu, BNI sudah mulai mengumpulkan data-data terstruktur dan tidak terstruktur untuk diolah melalui big data. Hasil olahan tersebut kemudian dipakai untuk pengembangan produk.
Menurut Eri, mencari nasabah potensial saat ini tidak perlu lagi memakai cara-cara tradisional. Dengan big data dan kecerdasan buatan maka kemungkinan sukses mengakuisisi nasabah juga semakin besar.
"Nasabah yang awalnya tidak aktif pun bisa menjadi aktif. Bisa ditawari produk yang cocok untuk mereka," imbuhnya.
Bank BNI memiliki layanan bernama Cinta, singkatan dari Chat with your INTelligent Advisor. Cinta didesain khusus untuk memberikan pengalaman baru dalam mendapatkan layanan keuangan, dengan 3 value utama, yaitu thoughtfulness, familiarity, dan simplicity. Tiga value utama ini dapat diberikan oleh Cinta atas dukungan teknologi terkini, yaitu chatbot dan AI.
Sebagai informasi, chatbot merupakan program komputer yang dapat berkomunikasi dalam format percakapan. Program ini dirancang untuk dapat mensimulasikan bagaimana manusia akan saling merespon dalam suatu percakapan.
AI ditanam di dalam chatbot, sehingga dalam berkomunikasi chatbot dapat mengenali profil pengguna dan mengarahkan percakapan sesuai profiling nasabah.