Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Multifinance Berharap Suku Bunga Perbankan Lebih Stabil

Suku bunga perbankan yang lebih stabil akan menunjang penyaluran pembiayaan dari perusahaan Multifinance.
Kantor BCA Finance. Multifinance Berharap Suku Bunga Perbankan Lebih Stabil/Istimewa
Kantor BCA Finance. Multifinance Berharap Suku Bunga Perbankan Lebih Stabil/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri multifinance berharap tingkat suku bunga perbankan lebih stabil pada tahun ini untuk menunjang penyaluran pembiayaan.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim ketika ditanya terkait masih stabilnya suku bunga acuan Bank Indonesia pada dua bulan pertama tahun ini.

“Yang kami perlukan adalah stabilitas. Kalau tren  [bunga] naik terus akan mempengaruhi jualan kami,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (24/2/2019).

Roni menilai hingga saat ini bunga yang ditetapkan pihak perbankan untuk jangka pendek masih stabil. Kondisi itu diharapkan terjaga agar multifinance bisa memacu penyaluran pembiayaan.

Sepanjang 2019, BCA Finance menargetkan penyaluran pembiayaan senilai Rp32,5 triliun atau masih sama dengan tahun sebelumnya.

Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. di sektor multifinance ini mengambil pendekatan konservatif untuk menentukan target 2019 dengan banyak pertimbangan.

Selain tahun politik, kata Roni, pelemahan rupiah dan potensi naiknya suku bunga acuan dinilai akan menjadi faktor dominan yang akan mempengaruhi pemasaran. 

“Kami ambil approach konservatif saja untuk tahun depan [2019], karena kan tahun politik, ada faktor pelemahan rupiah dan bunga naik,” jelasnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Pada 2018, BCA Finance menyalurkan pembiayaan senilai Rp33,44 triliun.

Roni mengatakan realisasi itu sebenarnya mengalami penurunan tipis dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.

Pada 2017, pembiayaan yang disalurkan anak usaha PT Bank Central Asia Tbk.  di sektor multifinance ini mencapai Rp33,79 triliun.

Kendati begitu, Roni mengatakan penyaluran pembiayaan itu melampaui target sepanjang tahun lalu yang dipatok senilai Rp32,5 triliun.

Roni mengatakan realisasi tersebut tidak terlepas dari pasar otomotif yang relatif stagnan. Apalagi, sekitar 99% portofolio pembiayaan perseroan disalurkan bagi kredit kendaraan roda empat, sedangkan selebihnya untuk pembiayaan alat berat, khususnya forklift.

Di samping itu, dia mengatakan kompetisi pasar yang meninggi dinilai menjadi faktor pendukung lainnya. “Juga karena faktor kompetisi yang sangat gencar,” ungkap Roni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper