Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komposisi Saham LinkAja Masih Bisa Berubah

Komposisi kepemilikan saham anak usaha perusahaan pelat merah yang fokus bisnis transaksi pembayaran berbasis kode quick response, LinkAja, masih memungkinkan berubah.
Menteri BUMN Rini Sumarno (kedua kiri), Direktur Utama BNI Achmad Baiquni (kedua kanan), Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dan Direktur PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) Danu Wicaksana berbincang usai mencoba langsung aplikasi layanan keuangan elektronik LinkAja dalam ajang BNI Java Jazz Festival 2019 di Jakarta, Minggu (3/3). Layanan keuangan elektronik berbasis quick response code (QR code) bernama LinkAja merupakan gabungan layanan pembayaran elektronik dari beberapa badan usaha milik negara (BUMN).
Menteri BUMN Rini Sumarno (kedua kiri), Direktur Utama BNI Achmad Baiquni (kedua kanan), Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dan Direktur PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) Danu Wicaksana berbincang usai mencoba langsung aplikasi layanan keuangan elektronik LinkAja dalam ajang BNI Java Jazz Festival 2019 di Jakarta, Minggu (3/3). Layanan keuangan elektronik berbasis quick response code (QR code) bernama LinkAja merupakan gabungan layanan pembayaran elektronik dari beberapa badan usaha milik negara (BUMN).

Bisnis.com, JAKARTA — Komposisi kepemilikan saham anak usaha perusahaan pelat merah yang fokus bisnis transaksi pembayaran berbasis kode quick response, LinkAja, masih memungkinkan berubah.

Saat ini, opsi kepemilikan saham mayoritas adalah PT Telkomsel sebesar 25%. Adapun, BRI, BNI, dan Bank Mandiri masing-masing memiliki 20% saham. BTN dan Pertamina masing-masing mendapatkan 7% dan sisanya 1% milik Jiwasraya.

“Nanti akan dihitung ulang akhir tahun, antara lain tergantung merchant masing-masing,” kata Deputi Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo kepada Bisnis, Selasa (9/4/2019).

Urusan komposisi saham PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), perusahaan yang memiliki izin operasional LinkAja sempat menjadi bahan diskusi. Sempat muncul rencana untuk meratakan porsi kepemilikan saham. Perusahaan yang secara kontribusi belum memiliki valuasi setara akan diminta untuk menambah penyertaan modal.

Hal tersebut disampaikan oleh General Manager IT Solutions & Security System Division PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Muhammad Faisal Jazuli pada akhir Februari 2019 di Jakarta. “Totalnya [valuasi saham] dibagi rata. Misal pemilik platform dihitung 10, tapi setiap pihak harus menyetor 20, berarti dia harus menyertakan 10 lagi,” jelasnya.

Faisal menjelaskan bahwa penyertaan modal itu akan digunakan untuk pengembangan LinkAja. Aplikasi T-Cash milik Telkomsel yang telah dikonversi menjadi LinkAja akan melalui proses yang membutuhkan dana tidak sedikit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper