Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Commonwealth perluas layanan digital utuk mendorong pertumbuhan bisnis asuransi berbalut investasi atau bancassurance dengan mengembangkan aplikasi SmartBanca. Bank menggandeng New Wealth sebagai partner dalam mengembangkan aplikasi tersebut.
Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya mengatakan, digitalisasi ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan jasa asuransi, sekaligus memberikan solusi atas kebutuhan keuangan nasabah pada masa depan.
Ivan menjelaskan, SmartBanca digunakan oleh Relationship Manager (RM) Bank Commonwealth dalam berinteraksi dan memberikan panduan secara lebih terstruktur dan profesional dengan pendekatan edukasi dan perencanaan keuangan.
“Dulu, RM akan menawarkan produk asuransi dengan langsung menyebutkan produk dan memberikan ilustrasi kepada nasabah. Terkadang, produk yang ditawarkan kurang tepat dan tidak menjawab kebutuhan nasabah. Dengan SmartBanca, RM dapat menggali informasi dan memberikan solusi produk yang tepat sesuai dengan kebutuhan nasabah,” kata Ivan lewat siaran pers, Selasa (24/9/2019).
Lebih lanjut, Ivan memaparkan SmartBanca akan membantu RM dalam menganalisa tujuan keuangan nasabah, misalnya untuk kesehatan, pendidikan, kebutuhan masa pensiun, dan kemudian memberikan rekomendasi produk dalam ilustrasi yang kontekstual dan personal sehingga lebih mudah dimengerti oleh nasabah.
Ivan menyebut, dengan adanya digitalisasi bancassurance melalui SmartBanca ini sejalan dengan misi Bank Commonwealth, yaitu 'to be the market leader in providing digital financial solutions for our retail & SME target customers'.
“Kami menyadari bahwa melalui terobosan digital, kami dapat terus mendampingi dan membantu nasabah mewujudkan tujuan keuangannya,” tutur Ivan.
Adapun, sepanjang Januari hingga Agustus 2019, bisnis bancassurance Bank Commonwealth tercatat mengalami kenaikan sekitar 10% khususnya dari produk regular premium.
Di samping itu, bisnis bancassurance berkontribusi cukup besar terhadap pendapatan komisi atau fee based income (FBI) perseroan, yakni sekitar 20%.