Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. diketahui mengincar sekitar 10% saham Paytren, layanan keuangan digital yang didirikan oleh dai kondang Ustaz Yusuf Masur. Proses pembelian PT Veritra Sentosa Internasional, pemilik brand Paytren, telah mendapatkan lampu hijau dari Bank Indonesia.
Menurut Yusuf, saat ini kedua perusahaan dalam proses uji tuntas atau due dilligence. “Yang dijual tidak banyak, 5% sampai maksimum 10%. Tidak sampai 25%,” katanya kepada Bisnis, pekan lalu.
Selanjutnya, BRI akan memiliki ruang untuk menambah modal di Paytren. “Ketika Paytren diperbaiki dan diperbesar, nanti 6 bulan [BRI] review. Naik lagi sahamnya, dia beli lagi nanti next round,” tambah Yusuf.
Adapun Yusuf tidak menyebutkan tenggat waktu uji tuntas. Dia hanya mengatakan bahwa prosesnya cukup memakan waktu karena ada sejumlah kewajiban yang mesti dilengkapi oleh Paytren. Namun selanjutnya hal itu akan menjadi modal bagi perusahaan untuk mencari investor lain.
Saat berita ini diturunkan, manajemen BRI belum memberikan keterangan.
Sebelumnya, Bank Indonesia sempat menyatakan bahwa Paytren tidak boleh dilepas hingga 5 tahun ke depan. Namun, kata Yusuf, nyatanya diperbolehkan asal dalam prosesnya bank sentral terlibat.
Baca Juga
“Ketika saya lapor tentang BRI, mereka respons bagus banget, karena jaringan mereka [BRI] ada di mana-mana dan punya satelit sendiri,” tambahnya.
Yusuf melihat peluang besar dengan menjadi mitra strategis BRI. Visi dan misi perusahaan untuk membuat seluruh masyarakat Indonesia menjadi investor.
Pasalnya di luar kantor cabang, BRI memiliki 600.000 agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan demikian Paytren memiliki kesempatan mengakuisisi konsumen baru dengan kapasitas jaringan BRI tersebut.
Selain mengandalkan mitra, Paytren sendiri telah memiliki peta jalan untuk berkerja sama dengan 250 kota/kabupaten sebagai alat pembayaran. Saat ini Lamongan, Jawa Timur secara resmi telah tercatat sebagai wilayah yang telah oleh digarap perusahaan.