Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan bisnis perusahaan financial technology (fintech) berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan yang signifikan dinilai mulai mendisrupsi bisnis bank.
Namun, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja berpendapat layanan jasa keuangan sektor perbankan masih sangat dibutuhkan. Bahkan bisnis perbankan memiliki keunggulan tersendiri meskipun harus menghadapi persaingan dengan perusahaan fintech.
Dalam hal ini , bisnis fintech terbantu dengan adanya layanan perbankan. Selama bisnis fintech berjalan, imbuhnya, fitur bank seperti virtual account dan sistem top-up akan tetap dibutuhkan fintech.
"Fintech terbantu dengan adanya virtual account dan top up sistem [di bank] dan kedua ini masih dibutuhkan, maka fintech [juga] harus punya rekening di bank," katanya saat diskusi panel di Indonesia Banking Expo, Rabu (6/7/2019).
Selain itu, aturan regulator mengharuskan perusahaan fintech memiliki rekening dan menempatkan dana di perbankan.
Jahja juga menyoroti, era digitalisasi saat ini juga menjadi tantangan bisnis perbankan ke depan. Selain investasi dan bersinergi, bank juga dituntut untuk lebih membesarkan brand agar lebih dikenal masyarakat.
Baca Juga
Di samping itu, di era digitalisasi, menurut Jahja, man power akan sangat dibutuhkan. Bahkan, bukan tidak mungkin bagi sumberdaya manusia yang ahli akan menjadi perebutan di perbankan, perusahaan fintech, bahkan perusahaan fintech di luar negeri.