Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangkok Bank Calon Kuat Investor Baru Bank Permata

Bangkok Bank Pcl. menjadi kandidat kuat investorPT Bank Permata Tbk. Perusahaan asal Thailand tersebut bersaing dengan Sumitomo Mitsui Financial Group untuk menguasai hampir 90% saham emiten berkode BNLI tersebut.
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Bangkok Bank Pcl. menjadi kandidat kuat investorPT Bank Permata Tbk. Perusahaan asal Thailand tersebut bersaing dengan Sumitomo Mitsui Financial Group untuk menguasai hampir 90% saham emiten berkode BNLI tersebut.

“Nilai pasar sekitar US$2,25 miliar,” demikian mengutip Bloomberg, Kamis (12/12/2019).

Negosiasi menjadi pemegang saham pengendali (PSP) Bank Permata akan berlangsung lama. Namun bisa jadi nama calon investor sudah dapat dipastikan pada minggu depan.

Seperti diketahui, Standard Chartered, pemegang 44,6% saham BNLI pada awal tahun ini menyatakan tengah menyisihkan aset yang terbilang tidak produktif. Indonesia menjadi satu dari empat negara yang disebut bank untuk mengurangi beban.

Standard Chartered tercatat bersama PT Astra Internasional Tbk., masing-masing, mengantongi 44,6% saham BNLI. Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiyana sempat mengatakan bahwa Astra International juga akan melepas kepemilikan di Bank Permata. Saat ini aksi korporasi tersebut masih dalam proses tawar menawar.

“Biding [negosiasi] sudah berjalan. Banyak pihak yang bid Permata dari dalam dan luar negeri,” kata Heru di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Diberitakan Bisnis sebelumnya, grup bank asal Singapura, OCBC mempertimbangkan membeli sekitar 90% saham Bank Permata senilai US$1,9 miliar, atau sekitar Rp27,09 triliun dengan asumsi kurs Rp14.260 per dolar Amerika Serikat. Begitu pula dengan DBS, perusahaan dari negara yang sama.

Adapun Bangkok Bank tercatat memiliki kantor cabang di Jakarta. Per September 2019, bank memiliki aset senilai Rp36,1 triliun. Permodalan bank terbilang tebal dengan rasio kewajiban penyediaan modal minimum 67,97%. Pada kuartal III/2019, bank melaporkan modal disetor senilai Rp3,7 triliun. 

Sementara itu  setelah dihantam kredit bermasalah, Bank Permata saat ini dalam kondisi yang membaik. Rentabilitas bank kembali pulih.

Bank umum kelompok usaha (BUKU) III ini mengincar tutup buku 2020 dengan capaian laba sebesar Rp2 triliun. Per kuartal III/2019 bank melaporkan rasio nonperforming loan (NPL) kotor dan NPL net per menjadi 3,3% dan 1,2% dari sebelumnya 4,8% dan 1,7% pada September 2018.

Direktur Utama Bank Permata Ridha D.M. Wirakusumah optimistis pada tahun ini bank bisa mencetak laba bersih lebih dari Rp1 triliun. Per September 2019, bank mengumumkan pertumbuhan laba bersih sebesar 121% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp1,1 triliun. Pada tutup buku 2020 bank optimistis mengantongi laba bersih Rp2 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper