Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kartu Kredit Tergerus Tekfin

Ketua AKKI Steve Marta mengatakan bahwa saat ini hampir seluruh konsumen, tidak terkecuali industri keuangan, menginginkan semua pelayanan serba cepat. Hal ini menjadi kesulitan bagi penerbit kartu dalam beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Model memperlihatkan Kartu Kredit BCA Singapore Airlines KrisFlyer Visa Infinite saat peluncurannya, di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Model memperlihatkan Kartu Kredit BCA Singapore Airlines KrisFlyer Visa Infinite saat peluncurannya, di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) mencatat pertumbuhan kartu kredit mengalami perlambatan beberapa tahun terakhir. Pasalnya perilaku konsumen telah berubah seiring dengan perkembangan teknologi.

Ketua AKKI Steve Marta mengatakan bahwa saat ini hampir seluruh konsumen, tidak terkecuali industri keuangan, menginginkan semua pelayanan serba cepat. Hal ini menjadi kesulitan bagi penerbit kartu dalam beradaptasi dengan kondisi tersebut.

Terkait dengan hal tersebut perusahaan finansial berbasis teknologi (tekfin) atau financial technology (fintech) berhasil mengambil celah. “Proses approval untuk permohonan di fintech saat ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses permohonan kartu kredit,” katanya kepada Bisnis, Kamis (26/12/2019).

Dalam jangka panjang, Steve menilai penerbit kartu kredit, dalam hal ini perbankan harus cepat beradaptasi. Kartu kredit dalam bentuk virtual akan menjadi satu solusi untuk menjaga bisnis penyaluran kredit melalui kartu tetap diminati.

Kendati demikian bukan berarti bisnis kartu kredit tak lagi memiliki potensi tumbuh. Saat ini kehadiran tekfin justru membuka peluang baru bagi kartu kredit. Perbankan yang telah bekerjasama dan terintegrasi dengan ekosistem digital akan dapat mengambil kesempatan tersebut.

Selain itu kehadiran fintech yang menawarkan fitur seperti kartu kredit atau bayar nanti akan membuat masyarakat terbiasa dengan sistem kartu kredit. Nantinya saat masyarakat sudah memiliki akses kepada perbankan, kartu kredit akan menjadi opsi bagi mereka.

“Karena fitur seperti paylater dari tekfin itu lebih mahal dari kartu kredit. Konsumen yang telah mendapat akses kepada kartu kredit tentu akan pindah nantinya,” kata Steve.

Adapun secara industri, pertumbuhan nilai transaksi menggunakan kartu kredit terhitung tumbuh melambat per Oktober 2019. Bank Indonesia mencatat, nilai transaksi kartu kredit per pada periode tersebut tumbuh 4,52 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp29,3 triliun. Angka ini lebih rendah dibanding tingkat pertumbuhan transaksi kartu kredit pada Oktober 2018 yang mencapai 9,70 persen yoy.

Volume transaksi kartu kredit di periode yang sama juga tumbuh melambat menjadi 1,61 persen yoy. Padahal, pada Oktober 2018 volume transaksi kartu kredit tumbuh hingga, 5,15 persen yoy.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper