Bisnis.com, JAKARTA – Sistem keuangan di Indonesia membutuhkan lompatan sistem sehingga memangkas biaya transaksi.
CEO Citibank N.A. Indonesia Batara Sianturi mengatakan dengan memperbaharui sistem layanan keuangan sehingga menciptakan biaya transaksi yang rendah, maka lebih banyak uang beredar yang didistribusikan melalui layanan keuangan. Pengurangan biaya transaksi ini juga telah disadari oleh negara-negara serumpun di Asia Tenggara.
"Bagaimana ekosistem pembayaran ini menjadi berbiaya murah sehingga bisa sangat kompetitif seperti di Thailand," katanya, Selasa (11/2/2020).
Batara menyebutkan saat ini transaksi keuangan tidak hanya dilakukan oleh nasabah perbankan. Layanan keuangan melalui jaringan ini juga menggerakan ekosistem perdagangan elektronik hingga layanan dompet digital. Penyatuan tiga ekosistem ini ke dalam satu layanan keuangan murah akan menggerakan lebih banyak sumber daya perekonomian. Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengakui pemangkasan biaya dalam layanan transaksi switching dalam transaksi keuangan perlu diterapkan. Hanya saja, layanan murah belum menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. Lembaga keuangan dituntut juga menyediakan pengalaman bertransaksi yang mudah dan menyenangkan untuk digunakan.
"Ada cash back, promo, tetapi experience apa yang ditawarkan? Ada riset RB&B bahwa 70 persen generasi alfa [lahir setelah 2010] itu memilih jalan-jalan, rela untuk menghemat dan memakan mie instan 3 kali sehari [demi membeli pengalaman], ada perubahan generasi [yang harus disadari industri keuangan]," sebutnya.