Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. mengklaim terjadi peningkatan beban tenaga kerja. Namun, kenaikan ini dapat dikompensasi dengan pendapatan komisi atau fee based income (FBI).
Direktur Keuangan Bank Permata Lea Kusumawijaya mengaku adanya anomali dalam penurunan jumlah tenaga kerja dan peningkatan beban gaji karyawan perseroan.
Namun, dia mengklaim peningkatan beban tenaga kerja dapat dikompensasi dengan peningkatan pendapatan dari naiknya jumlah volume transaksi dan nasabah Bank Permata.
"Lagi pula, peningkatan beban tenaga kerja ini sejalan dengan tingkat inflasi dan juga untuk mengkompensasikan keahlian khusus sumber daya manusia di sektor perbankan terkait dengan tingginya tingkat persaingan di pasar tenaga kerja," katanya Selasa (17/3/2020).
Secara organik, Lea menyebutkan emiten berkode BNLI ini akan selalu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional perbankan melalui upaya perbaikan dan otomasi proses yang berdampak positif terhadap pengalaman nasabah.
"Sejauh ini, langkah tersebut cukup berhasil dengan peningkatan jumlah volume transaksi 34 persen dan jumlah nasabah 19 persen di Bank Permata yang cukup signifikan."
Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Wisnu Whardana mengatakan proses penurunan jumlah karyawan dan peningkatan beban tenaga kerja masih tergolong relevan dengan semakin kompetitifnya pasar tenaga kerja.
"Jumlah tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki kompetensi relatif terbatas. Bahkan, kompetisi ini pun semakin tinggi dengan banyaknya sektor lain yang melirik karyawan perbankan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipertahankan melalui skema kompensasi yang lebih baik," katanya.
Adapun, berdasarkan laporan interim 10 bank besar Tanah Air yang dihimpun Bisnis, jumlah karyawan bank-bank tersebut pada 2019 tercatat 232.164 orang, turun 2,25 persen secara tahunan.
Akan tetapi, beban tenaga kerja justru tercatat naik 7,40 persen secara tahunan menjadi Rp81,96 triliun. Jika ditelisik lebih dalam, tren yang sama juga terjadi pada tahun lalu.
