Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan swasta cenderung tidak mendorong penggunaan layanan laku pandai, karena lebih memilih untuk mengembangkan layanan digital.
Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan saat ini perbankan swasta yang semula memiliki laku pandai tidak akan terlalu agresif melakukan penambahan agen. Pasalnya, perbankan swasta saat ini tidak banyak bermain di segmen mikro.
Menurutnya, perbankan swasta kesulitan bersaing di pasar mikro karena produknya kalah unggul dibandingkan bank milik negara. Adapun, produk unggulan bank milik negara untuk bermain di pasar mikro yakni kredit usaha rakyat (KUR) yang memiliki bunga rendah.
"Bank swasta sekarang tidak banyak main mikro karena tidak bersaing dengan KUR. Bank Himbara banyak agen laku pandai karena mereka main mikro," kata Aviliani kepada Bisnis, Minggu (10/5/2020).
Menurutnya, bank milik negara akan tetap mendorong penambahan agen laku pandai selama layanan internet belum dapat menjangkau hingga pelosok desa secara menyeluruh. Saat ini, bank akan lebih mengombinasikan layanan laku pandai dengan digital untuk manggaet nasabah penabung.
"Saya lihat BRI paling agresif, wajar mendorong laku pandai, harus disadari layanan internet belum semuanya merata, baru Jawa, DKI, yang non-Jawa belum," ujarnya.
Baca Juga
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan perseroan saat ini belum berencana melakukan penambahan agen laku pandai baru. CIMB Niaga lebih fokus untuk mengembangkan layanan digital yang diyakini akan lebih bisa berkontribusi untuk meningkatkan inklusi keuangan.
Apalagi, lanjutnya, saat ini penetrasi penggunaan smartphone dan juga layanan digital CIMB Niaga yakni OctoMobile terlihat bagus.
"Sedang kami lakukan assessment untuk menggantikan agen laku pandai dengan layanan digital," ungkapnya.