Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Proyeksi Restrukturisasi Kredit Capai Rp146,7 Triliun

Mayoritas kredit yang mendapatkan relaksasi diperkirakan segmen kecil, yaitu senilai Rp58,5 triliun kepada sekitar 245.000 debitur.
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang ada di Jakarta, Senin (25/2). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang ada di Jakarta, Senin (25/2). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memprediksi potensi restrukturisasi kredit nasabah yang terdampak Covid-19 dapat mencapai Rp146,7 triliun pada tahun ini.

Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Tambok P. Setyawati mengatakan mayoritas kredit yang mendapatkan relaksasi diperkirakan segmen kecil, yaitu senilai Rp58,5 triliun kepada sekitar 245.000 debitur.

Sementara segmen korporasi dan menengah diperkirakan jumlah restrukturisasi kredit masing-masingnya mencapai Rp51,2 triliun kepada 121 debitur dan Rp26 triliun kepada 814 debitur.

Untuk restrukturisasi kredit kepada nasabah konsumer, kata Tambok, akan mencapai Rp10,8 triliun kepada 249.443 debitur.

"Potensi restrukturisasi diperkirakan sebanyak 495.834 debitur, tetap berjalan dan akan tetap di-review karena kondisi di lapangan sangat cepat perubahannya. Dari asesmen tadi jumlah kredit yang direstrukturisasi senilai Rp146,7 triliun," katanya, Selasa (19/5/2020).

Adapun, hingga April 2020, perseroan mencatat telah memberikan relaksasi kredit kepada sebanyak 103.447 debitur dengan nominal senilai Rp69 triliun.

Berdasarkan segmen, restrukturisasi kredit dilakukan terbesar kepada debitur kecil dengan realisasi sebesar Rp27,4 triliun atau 39,3 persen dari total restrukturisasi hingga April 2020.

"Restrukturisasi kredit kecil dilakukan pada 74.940 debitur dengan jumlah sebesar Rp27,4 triliun, di dalamnya didominasi debitur KUR sebanyak 65.728 debitur dengan nominal sebesar Rp10,8 triliun," jelas Tambok.

Sementara berdasarkan sektor, Direktur Tresuri dan Internasional Putrama Wahju Setyawan mengatakan restrukturisasi kredit didominasi oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel.

"Sektor terbesar yang terdampak adalah perdagangan, restoran, dan hotel, sebesar 38,4 persen atau Rp 26,8 triliun," katanya.

Selain itu, sektor lainnya yaitu perindustrian tercatat telah direstrukturisasi sebesar 18,4 persen atau Rp12,8 triliun, serta sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi sebesar 16,2 persen atau Rp11,3 triliun.

Putrama mengutarakan restrukturisasi kredit kepada debitur tersebut mengacu pada stress test yang dilakukan perseroan secara berkala untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang diduga akan terdampak Covid-19.

Metode stress test dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta melakukan quantitative assessment untuk mengetahui ketahanan kondisi debitur dengan beberapa asumsi, di antaranya penurunan volume penjualan dan harga pokok penjualan.

"BNI juga berupaya merumuskan beberapa kebijakan secara komprehensif untuk memitigasi moral hazard," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper